METROPOLITAN – Setelah jengkol dan telur, harga ikan kini ikut naik. Pedagang ikan di Pasar Citeureup, Dadan (40), mengatakan, kenaikan harga dipicu kurangnya pasokan ikan akibat minimnya tangkapan nelayan dan pengepul. Selain ikan asin, ikan tawar pun ikut naik sejak awal Juni 2018. “Kalau jenis ikan laut naiknya Rp5.000 per kg, tapi jenis ikan tawar cuma naik Rp3.000 per kg,” katanya. Seorang pembeli, Ida Safrida (35), mengatakan, kenaikan ikan asin ini cukup berdampak pada konsumsi ikan asin di kalangan ibu rumah tangga. Hampir setiap hari, apalagi ikan asin, jadi menu andalan di rumahnya. Mengingat kenaikan harga ikan asin telah berganti menjadi ikan tawar. ”Suami saya itu kalau mau makan harus ada ikan asin. Tapi karena mahal, saya terpaksa beli ikan tawar. Sejak naik, kadang seminggu cuma dua dan tiga kali makan ikan asin, belum lagi harga telur sama ayam juga naik. Jadi bingung mau makan apa,” keluhnya. Ibu tiga anak itu berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memberikan solusi cepat agar bahan-bahan kebutuhan pokok termasuk ikan asin kembali normal. Apalagi jelang perayaan Idul Adha. ”Setelah telur naik, kini harga ikan asin ikutan naik. Kami sih berharap harga-harga kebutuhan ibu rumah tangga bisa normal lagi,” ujarnya. Terpisah, Direktur Utama PD Pasar Tohaga, H Romli Eko Wahyudi, mengatakan, meski ikan tidak masuk komoditi pantauannya, pihaknya akan mengecek ke lapangan. “Saya akan cek langsung,” katanya. (mul/b/els/py)