Senin, 22 Desember 2025

Proyek Pembangunan Baru 6 Persen Ramai-ramai Pelototi Masjid Agung

- Selasa, 21 Agustus 2018 | 08:53 WIB

METROPOLITAN - Mangkrak sejak Maret 2017, pembangunan Masjid Agung di Jalan Dewi Sar­tika, Kelurahan Cibogor, Keca­matan Bogor Tengah, dikebut tahun ini. Biaya dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor sebesar Rp8,6 miliar pun digelontorkan demi melanjutkan proyek pembangu­nan. Perusahaan asal Jakarta, PT Al­varini Gemilang yang memenang­kan lelang, ditarget bisa meram­pungkan pekerjaan pada Desem­ber 2018. Publik pun diminta mengawasi jalannya pembangu­nan agar tak terjadi kegagalan seperti tahun lalu. Kepala Bidang Perumahan Pemukiman pada Dinas Peru­mahan dan Pemukiman (Dis­perumkim) Kota Bogor, Herman Rusli, mengatakan, saat ini progres pembangunan Masjid Agung baru berjalan enam persen. Sebab, baru masuk pembersihan dan persiapan bahan dan belum masuk peng­ecoran. Pada tahun anggaran ini, tidak ada penambahan atau perubahan pada desain awal yang sudah ada sejak 2015. ”Sekarang enam persen lah. Malam ini (kemarin, red) akan mulai ngecor, baru bisa masuk 9 persen. Pembangunan se­suai perencanaan awal. Tidak ada perubahan,” kata Herman. Mantan kepala Bidang Peme­liharaan Jalan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Peruma­han Rakyat (PUPR) ini menam­bahkan, sejauh ini tidak ada kendala berarti, baik soal pro­ses pembangunan maupun pemenang lelang itu sendiri. ”Mudah-mudahan tidak salah pilih (kontraktor), tidak se­perti tahun lalu yang malah berbuah masalah yang akhirnya jadi mangkrak. Sekarang kan pengawas-nya juga ada dari Mahkamah Konstitusi (MK),” paparnya. Sesuai desain pembangunan keseluruhan, kata Herman, ma­sjid nantinya terdiri dari tiga lantai dengan mezanin di dua per tiga lantai dasar. Meskipun tahun ini hanya fokus pada pem­benahan lantai basement yang nantinya digunakan sebagai lahan parkir, pondasi mezanin dan kamar mandi. Sebab, untuk merampungkan renovasi se­cara keseluruhan perlu angga­ran kurang lebih Rp50 miliar. Masjid Agung nantinya diharap­kan bisa menampung 3.000 hingga 5.000 jamaah yang se­lama ini ’ngontrak’ di eks Boro­budur Lantai 2 Blok F Pasar Kebonkembang sejak masjid dibongkar. ”Seperti kata pak wali, yang penting bisa digunakan untuk salat sesegera mungkin. Ma­kanya fokus di basement dan pondasi ke atas. Sebetulnya lantai basement kan untuk parkir, tapi nanti awal tahun sementara bisa dipakai ibadah lah. Anggaran yang ada sekarang hanya cukup untuk itu. Nanti tahun depan baru lanjut ke atas,” ungkapnya. Saat inspeksi mendadak (sidak) ke masjid sejak 1970-an itu, kemarin Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengecek pembangunan yang tengah dikerjakan PT Al­varini Gemilang itu. Mulai dari memeriksa bahan-bahan bangunan, tiang pondasi yang bakal mengalami peningkatan volume hingga bagian lantai atas masjid. ”Saya ingin mengecek dan memeriksa perkembangan pembangunan kelanjutan dari Masjid Agung. Dengan anggaran Rp8,5 miliar untuk tahap kedua ini, diharapkan bisa terserap semuanya karena ditargetkan pada Januari 2019 bisa digunakan untuk ibadah di lantai dasar,” ucap Bima. Pria 45 tahun ini pun mewan­ti-wanti Dinas Perumkim untuk mengawasi secara ketat proses pembangunan agar terserap maksimal. Setidaknya, jamaah bisa kembali beribadah di lan­tai basement sebelum kem­bali dilakukan pembangunan pada anggaran 2019. ”Untuk Kepala Dinas Perumkim, Pak Boris dan jajarannya harus in­tens memonitor agar betul-betul terserap. Agar tidak ada masalah lagi, karena kebera­daan masjid sangat dibutuhkan umat dan jamaah di sekitar sini,” ujarnya. Dia juga berjanji sering turun langsung untuk mengecek pro­gres pembangunan Masjid Agung. Apalagi ada penamba­han volume pada pondasi un­tuk memperkuat struktur yang lama sebelum ditinggal mang­krak. “Ada sembilan kolom yang diperbaiki, ditambah volume­nya. Sesuai hasil kajian, mana yang diperkuat lagi dan mana yang diperbaiki bangunannya. Nanti akan ditambah lagi ang­garannya. Targetnya, 2019 su­dah beratap dan finishing 2020,” imbuhnya. Sementara itu, anggota Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung, Haji Effendi, berharap proses pembangunan masjid bisa dilanjutkan sese­gera mungkin agar jamaah bisa beribadah kembali normal seperti biasanya dan tidak men­gungsi ke eks Borobudur Blok F. “Sebab, tidak ada di belahan dunia mana pun, pembangunan masjid besar yang terbengkalai seperti ini. Tidak bisa diguna­kan para jamaah, malah ngung­si. Ya harusnya (pemkot) malu lah, ini rumah ibadah,” katanya. Sekadar diketahui, sejak awal Juli pembangunan Masjid Agung ini menemui titik terang, sete­lah ada kepastian pemenang proses lelang. Dari laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bogor, ada delapan kontraktor yang mengikuti pengikut lelang proyek yang memakan angga­ran kurang lebih Rp9,6 miliar itu. Setelah dievaluasi, terpi­lihlah PT Alvarini Gemilang sebagai pemenang, dengan nilai penawaran sebesar Rp8.697.815.390. “Dari delapan, dipilih tiga tertinggi, yang penawarannya dari yang termurah. Kemudian dievaluasi administrasi dan teknisnya. Yang satu, tidak da­pat membuktikan SKA Asli untuk Ahli Teknik Mekanikal – Madya, Ahli Teknik Proteksi Kebakaran – Madya, dan SKT asli tukang perancah besi, tukang pekerjaan baja, tukang las atau welder gas dan Electric Welder serta juru gambar. Sedangkan satunya SIUJK dan SBUJK su­dah habis masa berlakunya. Pemenang lelang beralamatkan di Kompleks Rukan Cempaka Mas, Kelurahan Sumurbatu, Jakarta Pusat,” kata Kepala Ba­gian Administrasi Pengenda­lian Pembangunan dan Jasa pada Setda Kota Bogor, Rahmat Hidayat. (ryn/b/els/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X