METROPOLITAN – Penyebab tewasnya bocah SDN Cipetir 01, Kecamatan Cigombong, Indriyani, setelah disuntik Difteri Pertusi dan Tetanus (DPT) masih diselidiki Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat. Anak berusia sebelas tahun itu meninggal seminggu setelah diimunisasi di sekolahnya. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi pada Dinkes Kabupaten Bogor, Adang Mulyana, mengatakan, Indri diberi vaksin dengan kode produksi atau no batch 0410618 yang berlaku sampai 26 dalam kondisi masih bagus dan cold chain atau suhunya terAgustus 2018. Artinya, vaksin jaga. Selain itu, dari semua siswa yang diberikan vaksinasi, tidak ada laporan keluhan atau gejala sebagai akibat pelaksanaan pemberian vaksin. Hal ini menunjukkan pelaksanaan pemberian vaksin oleh petugas sesuai Standar Operasional (SOP). “Kemungkinan KIPI akibat pelaksanaan vaksinasi dapat dikesampingkan,” terangnya. Kronologis dan laporan sebagai KIPI, sambung dia, tetap dilakukan dan dilaporkan ke Pokja KIPI Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat melalui Dinkes Provinsi Jawa Barat. Namun kesimpulan akhir apakah kasus ini termasuk KIPI atau bukan menjadi kewenangan Komda KIPI Jawa Barat. ”Jadi sudah kita laporkan ke Pokja KIPI Kabupaten Bogor dan Komda KIPI Jawa Barat. Pokja dan Komda bekerja independen karena tim ahli imunisasi ada di sana. Untuk hasil sangat tergantung Komda, jadi kita belum bisa memastikan kapan hasilnya,” katanya. Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Erwin Suriana, menuturkan, dari hasil keterangan petugas imunisasi di SDN Cipetir 01 dan petugas UGD Puskesmas Cigombong, penyuluhan tentang vaksinasi disampaikan guru kelasnya. Namun siswa diberi pilihan untuk yang sakit tidak perlu mengikutinya. ”Sebelum pelaksanaan dilakukan screening atau penapisan antara siswa yang ada gejala sakit atau panas dengan yang tidak. Indri termasuk siswa yang tidak menunjukkan gejala sakit, baik panas maupun lainnya saat penyuntikan,” ujarnya. Erwin menjelaskan, saat itu siswa kelas 6 berjumlah 52 siswa. Empat siswa sakit dan tidak masuk kelas, 13 siswa mengikuti kegiatan sekolah. Sehingga siswa yang mendapatkan vaksinasi DPT ada 35 siswa, termasuk Indriyani. Vaksin yang diberikan dengan no batch 0410618 produksi Biofarma pada Jumat (10/8). “Saat itu kondisi vaksin bagus. Jadi, hasil pengamatan idak ditemukan atau tidak ada laporan siswa lain, baik kelas 6 atau kelas lainnya yang mengeluh sakit pascaimunisasi. Pada 11 dan 13 Agustus 2018, Indri tetap masuk sekolah. Ini hasil keterangan ketua RT 04/03 Desa Cipetir dan ibu Indriyani,” pungkasnya. (mul/b/els/py)