METROPOLITAN - Kondisi Terminal Baranangsiang di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor hingga kini boleh disebut memprihatinkan. Baik dari segi fisik bangunan atau pengelolaan. Bahkan, rencana revitalisasi terminal yang sudah ada sejak 1970 itu belum juga terealisasi. Konsep pembangunan yang akan menjadikan terminal menjadi kawasan terintegrasi atau Transit Oriented Development (TOD) semakin tidak jelas. Berbagai kendala di antaranya soal kepastian desain dan penolakan masyarakat yang mengais rezeki di terminal seluas 21.415 meter persegi itu belum bisa terpecahkan. KEPALA Terminal Baranangsiang, Dedi Humaidi, mengatakan, hingga kini belum ada kejelasan terkait proyek TOD di Terminal Baranangsiang. Sebab, belum ada kesepakatan baik dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), pemerintah daerah hingga pihak-pihak yang masuk kategori tipe A itu. “Belum ada, karena belum ada kesepakatan dari beberapa pihak di terminal. Makanya sekarang masih penjajakan lah. Kami (BPTJ, red) juga kan mengelola di sini baru tiga bulanan, masih mendengar keluhan di lapangan yang selama ini ada,” kata Dedi. Untuk itu, sambung dia, pihaknya belum bisa menargetkan dengan pasti kapan terminal bakal direvitalisasi. BPTJ selaku pengelola terminal tipe masih perlu membangun komunikasi dengan warga yang mencari nafkah di terminal. “Evaluasi kami lebih ke arah dampak sosial dulu. Apalagi kepala badan kami baru dua kali ke sini, ya perlu waktu untuk komunikasi dan mencari solusi,” ujarnya. Saat ditanya soal rencana jalur Light Rail Transit (LRT) yang diwacanakan masuk Terminal Baranangsiang, Dedi mengaku belum ada kejelasan soal rencana tersebut. ”Bisa saja ada perubahan desain dari rencana yang sudah ada. Belum saya lihat secara keseluruhan. Mungkin ada perubahan (desain). Kita lihat nanti,” imbuhnya. Dedi mencontohkan, keberadaan terminal seperti miniatur kehidupan. Banyak aspek dan kepentingan terlibat, sehingga perlu sinergi dari semua elemen yang ada. “Ini harus jadi satu dari seluruh unsur elemen. Bersinergi, jadi bukan hanya tugas kepada terminal saja, tapi semua,” tandasnya. Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya menuturkan, kondisi Terminal Baranangsiang saat ini banyak dikeluhkan warga di sosial media. Namun ia berharap warga bersabar dengan rencana yang sedang digarap BPTJ. “Banyak pertanyaan warga, pembenahan luar biasa di pusat kota, pedestrian dan taman dibenahi. Tapi kenapa pintu gerbang utama kota (Terminal Baranangsiang) dididiamkan? Bukan kita diam. Bukan kita tidak memiliki rencana. Rencana itu ada tapi ada prosesnya,” pungkasnya. (ryn/c/yok/py)