Minggu, 21 Desember 2025

Perbaikan Jembatan Otista Kemahalan

- Senin, 1 Oktober 2018 | 08:55 WIB

Rencana perbaikan dan pelebaran Jembatan Otto Iskandardinata (Otista) di Kecamatan Bogor Tengah sedang digodok Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Jembatan yang ditengarai menjadi ‘biang keladi’ kemacetan di sekitaran Tugu Kujang, baik dari Terminal Baranangsiang maupun mal Lippo Kebun Raya itu bakal direnovasi dengan anggaran Rp40 miliar. Anggaran tersebut kini tengah diajukan pemkot kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

AKAN tetapi, jumlah yang fan­tastis ini menjadi sorotan ba­nyak pihak. Di antaranya Ketua Forum Pemerhati Jasa Kon­struksi dan Pembangunan (FPJKP) Kota Bogor Thoriq Nasu­tion yang mengatakan bahwa anggaran yang tengah diajukan pemkot dianggap terlalu besar. Sebab, melihat konstruksi jem­batan masih terhitung layak dan belum perlu diperbaiki dengan anggaran besar.

“Angka itu terlalu besar. Kalau untuk solusi kemacetan karena ‘bottle neck’ di Jalan Otista, ha­rusnya bukan pekerjaan pele­baran atau perbaikan jembatan. Cukup dibangun trotoar di atas jembatan,” katanya saat ditemui Metropolitan di Balai Kota Bogor, kemarin.

Menurut dia, trotoar yang ada sekarang di atas jembatan seha­rusnya bisa dimaksimalkan menjadi badan jalan. Sehingga volume lebar jalan bisa bertam­bah dan menyesuaikan badan jalan yang ada, sebelum dan setelah jembatan. “Lebarnya kan ada sekitar tiga meter. Jadi bisa diubah, trotoar yang ada, men­jadi badan jalan. Seharusnya nama pekerjaannya bukan per­baikan jembatan, tapi pekerjaan trotoar,” paparnya. Untuk itu, sambung dia, anggaran yang ada bisa ditekan dan dialihkan pada proyek yang lebih dibutuhkan dengan segera.

“Terlalu besar dan mengada-ngada itu anggarannya. Secara konstruksi (jembatan, red) ma­sih bagus. Harusnya cuma pe­kerjaan trotoar. Paling cuma setengahnya dari Rp40 miliar juga nggak sampai,” katanya.

Sebelumnya,Rencana perbaikan dan pelebaran pada Jembatan Otto Iskandardinata dan Jembatan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, sedang digarap Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Di kedua jemba­tan itu sering terjadi kemacetan panjang, karena penyempitan arus kendaraan. Terlebih di Jembatan Otista yang sering dijuluki ‘leher botol’ karena arus kedua arah, baik dari Terminal Baranangsiang ataupun Mal Lippo Kebun Raya, menyempit di jembatan tersebut.

Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengatakan, dana Rp90 miliar untuk perbaikan dua jembatan tersebut sudah diajukan ke Pe­merintah Provinsi Jawa Barat (Jabar). Kini pemkot masih menunggu informasi soal dise­tujuinya anggaran tersebut oleh provinsi. Anggaran yang masing-masing Rp40 miliar untuk Jem­batan Otista dan Rp50 miliar untuk Jembatan Sempur tidak mungkin bisa dianggarkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor.

“Ini masih diajukan ke pro­vinsi. Kami berharap pengajuan anggaran itu disetujui pemprov. Nah, sekarang ini masih menung­gu informasi dari sana, apakah bisa turun atau tidak (dananya, red). Sebab, kalau dari APBD tidak mungkin, tidak ada ang­garannya,” kata Bima.

Pemkot Bogor, sambung Bima, sudah merasa siap dalam renovasi dan revitalisasi jembatan tersebut. Dinas Pekerjaan Umum dan Pena­taan Ruang (PUPR) sebagai leading sector disebut sudah mengantungi berbagai persyaratan, termasuk revisi Detail Engineering Design (DED). “DED-nya sudah ada se­mua di Dinas PUPR, makanya tinggal menunggu provinsi saja,” ujarnya.(ryn/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X