Minggu, 21 Desember 2025

Sekolah Bapak Tunggu Keputusan Dewan

- Selasa, 23 Oktober 2018 | 08:24 WIB

METROPOLITAN - Belum kering polemik soal program Sekolah Ibu, wacana Sekolah Bapak mulai digaungkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk segera di­luncurkan. Hal itu pun mendapat tanggapan serius dari anggota DPRD Kota Bogor.

Ketua Panitia Khusus (Pansus) Peraturan Daerah (Perda) Keta­hanan Keluarga pada DPRD Kota Bogor Abuzar menilai,seharusnya pemkot bisa bersabar, menunggu rampungnya Peraturan Daerah (Perda) ke­tahanan keluarga, yang tengah dibahas di dewan.

Disana ter­dapat berbagai arahan membangun keluarga, dengan landasan hukum yang jelas. Tidak seperti sekarang, kaitan Sekolah Ibu yang main ajukan anggaran padahal tidak terda­pat pada Rencana Pembangu­nan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).­

”Masuk akal, kalau Perda itu sudah ada, dia ajukan angga­ran. Itu lah yang disebut anggaran berbasis hukum yang kuat. Harusnya tunggu Perda Ketahanan Keluarga Rampung dulu, baru bikin program, baru ajukan anggaran,” katanya saat ditemui Metropolitan, di gedung DPRD Kota Bogor, kemarin.

Politisi PKS itu juga menam­bahkan, program atau kebija­kan yang nantinya diterapkan, harus tergantung dari selesai­nya perda tersebut. Disitu ada arahan membangun ketahanan keluarga yang baik dan benar. ”Lalu, disesuaikan dengan proporsinya. Nah, Satuan Ker­ja Perangkat Daerah (SKPD) itu prioritas, untuk pengguna anggarannya,” ujarnya.

Soal wacana Sekolah Bapak, dan sekolah-sekolah lainnya yang juga bakal dicetuskan Pemkot Bogor, Abuzar menga­ku belum pernah mendengar soal wacana tersebut. ”Kami belum dengar langsung dari pemkot. Kami hanya baca dari media. Yang penting mah, bikin dulu RPJMD-nya,” ucap­nya.

Mengingat, program yang butuh anggaran, harus punya landasan hukum yang kuat, dan jangan asal memasukan saja. Dia mencontohkan, untuk Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) untuk Badan Usaha Mi­lik Daerah (BUMD) yang ada di Kota Bogor saja belum bisa langsung dicairkan, jika belum ada Perda-nya.

”Jadi tidak asal memunculkan. Harus ada runutannya. Masa untuk yang jelas-jelas Pengguna Anggaran (PA), misal Dinas Sosial (Dinsos) saja cuma Rp5 miliar. Ini tiba-tiba Sekolah Ibu minta Rp10 miliar,” paparnya. Sebelumnya, me­rasa sukses dengan program Sekolah Ibu, yang telah melu­luskan satu angkatan tahun ini, kini Pemkot Bogor mewacana­kan penyelenggaraan program Sekolah Bapak.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Ke­sejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor Yane Ardian Bima mengatakan, wacana itu ter­cetus setelah melihat per­kembangan Sekolah Ibu yang sudah berjalan di 68 kelurahan se-Kota Bogor. Buatnya, ketika bicara membangun kota mel­alui ketahanan keluarga, tidak hanya soal ibu, tetapi juga soal peran bapak dan anak.

“Berlangsungnya satu angka­tan sekolah ibu, membuka hati pak wali untuk menggali peran bapak dalam keluarga. Jika mendidik satu ibu diiba­ratkan mendidik satu generasi, maka mendidik bapak sama dengan membangun satu pe­radaban, ini sebenarnya lebih besar,” kata Yane, kepada awak media, akhir pekan lalu.

Nantinya, kata Yane, modul yang diberikan kepada para bapak berbeda dengan penerapan di Sekolah Ibu. Pende­katannya melalui pendidikan agama, karena meningkatkan kualitas para bapak dinilai ber­bicara masalah akhlak dan akidah. “Rencana seperti itu. Dalam waktu dekat mungkin pak wali akan mengadakan pertemuan dengan elemen-elemen keagamaan, misalnya para ulama, untuk membica­rakan lebih detil Sekolah Bapak ini,” ucapnya.

Sehingga, sambung dia, launching dari program Seko­lah Bapak masih butuh waktu, karena masih ada tahapan pertemuan hingga rencana penyusunan modul yang nan­ti diberikan para pengajar. Me­ski begitu, wanita 39 tahun ini ingin agar wacana Sekolah Bapak ini diketahui publik se­hingga ada dukungan dari warga.

“Meluncurkan Sekolah Ibu saja butuh dua tahun. Peny­usunan modul, visi misi, rekrut pengajar. Karena ini melibarkan pendidikan agama, tahapannya ya rapat khusus dengan para ulama, pembuatan modul, ya tahapan masih panjang. Tapi diberitahu dulu supaya ada dukungan dari warga. Launching setelah semua siap. Kalau 2019 belum siap,” ujarnya.

Ditanya soal anggaran, Yane berkilah, itu ada di ranah wali kota. Namun, secara tersirat dia menjelaskan, bisa saja program itu masuk dalam anggaran kea­gamaan. Sebab, dia tidak me­nampik jika setiap program pasti butuh dukungan anggaran. “Kalau Sekolah Ibu ada 20 modul, Sekolah Bapak bisa jadi beber­apa pertemuan saja, tapi men­dalam,” ujarnya. (ryn/b/yok)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X