Senin, 22 Desember 2025

Balada Angkot Modern

- Selasa, 30 Oktober 2018 | 08:18 WIB
FOTO:FADLI/METROPOLITAN
FOTO:FADLI/METROPOLITAN

METROPOLITAN - Angkot modern sebagai bagian dari konversi angkot Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor resmi mengaspal di Transpakuan Koridor (TPK) 4, Senin (29/10). Kendaraan dengan fasilitas kekinian, seperti Wifi, AC, TV, CCTV hingga mesin tapping e-Money itu sudah beroperasi dan mengangkut penumpang jurusan Ciawi-Ciparigi.

Namun pelaksanaannya bukan tanpa kendala. Mulai dari sosialisasi yang kurang, sehingga sepi penumpang sampai kelengkapan sarana-prasarana di lapangan. Seorang warga Harjasari, Ratih, mengaku kaget saat melihat angkot baru berwarna putih yang ngetem di sekitar Ciawi.

Ia belum mengetahui jurusan angkot tersebut, se­hingga agak ragu saat dita­wari petugas Dinas Perhu­bungan (Dishub). “Baru lihat, tadi mikir ini angkot ke mana, karena saya mau ke Sukasari. Tapi kata petugasnya ‘lewat kok’, makanya ya naik ini, nyobain,” katanya saat ditemui di Ciawi, kemarin.

Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan pada Dishub Kota Bogor, Jimmy Hutapea, mengatakan, ada tiga unit angkot modern yang dioperasikan. Secara umum, banyak masy­arakat yang belum tahu bero­perasinya angkot di TPK 4 ini, sehingga perlu memperkuat mobile informasi di beberapa titik, termasuk titik pember­hentian terakhir.

“Menginformasikan bahwa hari ini (kemarin, red) sudah beroperasi dan tujuannya ke mana. Sejauh ini, tadi laporan dari sopir sih, sampai siang belum ada penumpang ya, baru ada satu penumpang. Tapi tidak ada kendala lah selama beroperasi. Jalan du­lu,” kata Jimmy.

Selain itu, sambung dia, belum adanya tempat pem­berhentian terakhir atau semacam terminal di Ciawi menjadi salah satu kendala. Dishub harus melakukan rekayasa dengan membuka jalur putar-balik di sekitar Tugu Harimau untuk angkot. Sehingga angkot ‘ngetem’ di bahu jalan dan membuat arus kendaraan di belakangnya tersendat.

“Belum ada terminal, jadi jalur putar-balik kami buka. Sudah dipasang juga marka ‘Jalur TPK 4’-nya. Kalau mu­tar di tol, lebih repot lagi, karena sudah masuk Kabu­paten Bogor. Sementara mu­tar di situ,” paparnya.

Setelah uji coba, sambung Jimmy, ada enam titik yang menjadi perhatian dan mendapat penjagaan petugas dishub. Sebab itu menjadi titik rawan, baik kemacetan sampai potensi gesekan dengan angkot konvensional yang sudah lebih dulu mengaspal.

Di antaranya Hypermart Kedungbadak, perempatan Tol BORR Ke­dunghalang, Warung Jambu, Tugu Kujang, Sukasari Lippo Plaza dan Ciawi. “Itu tindak lanjut dari uji coba Selasa (23/10). Jadi, hari ini (kema­rin, red) kami tempatkan petugas di enam titik untuk mengantisipasi kemacetan ataupun hal yang tak diing­inkan,” ujarnya.

Terpisah, Wali Kota Bogor, Bima Arya, menuturkan, ang­kot modern sudah berope­rasi secara informal beberapa waktu lalu dan kemarin resmi berjalan. Saat itu animo war­ga cukup tinggi. “Angkot ini bukan hanya fasilitasnya, tapi yang lebih penting, tertib dalam artian, tidak berhenti sembarangan. Berhenti se­suai tempat yang ditentukan. Sebab itu pangkal kemacetan. Maka dari itu, angkot modern ini perilakunya modern juga,” terangnya.

Bima Arya mengakui masih ada kendala di lapangan ter­kait sarana-prasarana TPK, sehingga perlu rekayasa sam­pai nanti dibangun terminal batas kota. ”Sekarang masih ditunda kesepakatan terkait terminal batas kota dengan Kabupaten Bogor,” tuntasnya. (ryn/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X