METROPOLITAN - Pembangunan hotel bintang tiga yang dikelola PT Sayaga Wisata semakin hari terus menjadi sorotan berbagai elemen masyarakat Bumi Tegar Beriman. Terlebih, belum juga rampung dan menelan anggaran Rp75 miliar, perusahaan pelat merah itu malah meminta kembali uang rakyat melalui DPRD Kabupaten Bogor untuk segera dianggarkan senilai Rp125 milar. Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Wawan Haikal, menegaskan, terkait pembangunan hotel bintang tiga yang dikelola PT Sayaga Wisata dirinya mengaku kecewa. Apalagi, pembangunan sangat lambat. “Kami dari Komisi III akan sidak ke lokasi pembangunan hotel itu. Sebab, kami ingin tahu penyebab lambannya pembangunan megaproyek ini,” kata Wanhai, sapaan akrabnya. Menurut Wanhai, sidak dilakukan untuk mengetahui tindak lanjut pembangunan hotel. Terlebih, PT Sayaga Wisata sudah meminta uang dengan mengajukan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP). “Saya menilai sejauh ini perencanaan pembangunan Hotel Sayaga Wisata kurang maksimal, tapi malah mengajukan PMP. Kami juga sudah mewanti-wanti dari awal,” bebernya. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, M Rizky, mengungkapkan, PMP yang diajukan PT Sayaga Wisata sudah disahkan. “PMP sudah disahkan DPRD Kabupaten Bogor, tapi nominalnya belum disepakati,” katanya. Informasi yang dihimpun Metropolitan, lambannya pembangunan hotel ini diduga adanya pertarungan para elite di PT Sayaga Wisata dalam menyuplai material bangunan hotel. Namun, hal tersebut ditampik Direktur Utama PT Sayaga Wisata, Supriadi Jufri. Ia membantah keterlambatan pembangunan hotel karena adanya rebutan proyek antardireksi, akan tetapi akibat kontraktor. “Info dari mana? itu tidak ada rebutan proyek, tapi kendala kontraktor yang menyebabkan pembangunan hotel lambat,” kilah orang nomor wahid di BUMD Pariwisata itu. (mul/c/yok/py)