METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Bogor) tengah menjajakan kerja sama dengan Kota Bristol, Inggris. Kota Bogor yang dikenal sebagai kota hijau pertama di Indonesia pada era kolonial, punya kesamaan dengan kota yang berada di sebelah barat Ibukota London itu. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pun melakukan pertemuan dengan Wali Kota Bristol, Marvin Rees, akhir Oktober lalu.
Bima mengatakan, inisiasi sister city Bristol dan Bogor menjadi sangat mungkin karena kesamaan identitas sebagai Kota Hijau. Kerja sama yang tengah dibangun diharapkan mampu menguatkan identitas Kota Bogor sebagai Kota Hijau, sekaligus mendorong terjadinya transfer ilmu pengetahuan serta bantuan, dari Bristol untuk Kota Hujan.
“Bristol mengelola lebih dari 400 taman, tidak hanya dari pemerintahnya saja. Tapi melibatkan warga. Apalagi rasa memiliki terhadap taman itu tinggi. Itu yang ingin kita tularkan ke Kota Bogor,” kata Bima kepada awak media, kemarin. Pria 45 tahun itu melanjutkan, Bristol memiliki kemampuan pengembangan kota cerdas yang mumpumi.
Terbukti tahun ini Bristol menerima penghargaan peringkat satu kota cerdas di Inggris Raya versi GLOMO Smart City Award. Termasuk ketika berkunjung ke Bristol Operation Centre yang menggambarkan pengembangan kota cerdas di Bristol. “Mr.Rees menyambut baik. Dia berkomitmen menyambungkan harapan Bogor untuk bisa sukses seperti Bristol,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Sub Bagian Kerja Sama pada Setda Kota Bogor, Ara Wiraswara menambahkan, dalam diskusi terkait pengelolaan taman, Bristol berbagi pengalaman dan ilmu mengelola taman dengan melibatkan komunitas dan warga sebagai relawan, yang telah berjalan dengan baik di kota tersebut. “Nantinya, inspirasi dari Bristol ini akan dirumuskan sama-sama, untuk dibahas bersama Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor serta komunitaskomunitas yang selama ini mengelola taman di Bogor, sesuai instruksi wali kota,” kata Ara.
Nantinya, sambung dia, kemungkinan pola kerja sama antara kedua kota langsung dalam hal teknis. Sebab, Bristol tercatat punya lebih dari 50 sister city di seluruh dunia. “Jadi langsung teknis, misal Kota Bogor mau apa, nah fokus di bidang itu saja,” paparnya. Ara menambahkan, pengelolaan lebih dari 400 taman di Bristol tidak semua dibiayai pemerintahnya. Sebab, beberapa melibatkan swasta karena ‘rasa memiliki’ warganya yang tinggi. “Jadi tidak bergantung APBD lah istilahnya. Nah pengetahuan seperti itu juga kita pelajari,” tuntasnya. (ryn/b/yok)