METROPOLITAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Koperasi dan UMKM serta Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PD PPJ) Kota Bogor memanjakan pedagang kuliner yang biasa berjualan di Jalan Suryakencana. Salah satunya dengan menyediakan lokasi relokasi yang representatif di lantai dasar gedung Plaza Bogor, Jalan Suryakencana.
Pedagang rujak uleg khas Bandung Mang Opik, Rofik Hidayat (35), mengaku sudah berjualan di kawasan Suryakencana selama 18 tahun. Saat ini merupakan generasi kedua, setelah orang tuanya terlebih dulu berdagang medio 80-an. “Saya meneruskan usaha sejak 2000-an,” katanya. Pedagang yang sebelumnya sering menjajakan dagangan di seberang Toko Ngesti ini bersyukur bisa mendapatkan tempat baru, meskipun harus adaptasi kembali.
Menyiasati itu, Rofik mengaku sudah memberi tahu kepada langganannya bahwa kini lapaknya sudah pindah ke Plaza Bogor. “Alhamdulillah ditempatkan di sini. Memang belum seramai di Surken, tapi ke depan Insya Allah lebih ramai. Ya adaptasi dari awal lagi,” paparnya. Saat berjualan di Surken, dia bisa menjual 40-50 porsi per hari. Baru dua hari pindah, terasa sudah ada prospek yang bagus. Bahkan bisa menjual 20 porsi dalam sehari.
“Memang masih di bawah dibanding tempat sebelumnya. Tapi kami ikuti saja apa yang menjadi kebijakan pemerintah. Kami yakin ini yang terbaik untuk semua,” bebernya. Rofik menyebutkan sejumlah keuntungan relokasi ke Gedung Plaza Bogor. Di antaranya soal kenyamanan. “Enaknya begitu. Semoga konsumen mau ke sini karena lebih nyaman. Tapi kami juga minta aksesnya dipermudah. Sosialisasi harus terus dilakukan,” tegasnya.
Sementara itu, pedagang lainnya, Nori (23), mengaku akan tetap berjualan di tempat baru demi kepentingan bersama. Apalagi, ini merupakan usaha bersama. “Tempat baru kami jalani dulu. Memang lebih nyaman. Tapi belum banyak yang tahu kita pindah ke sini. Yang beli sih mulai ada,” ungkap pedagang es dawet ayu itu.
Terpisah, pengunjung gedung Plaza Bogor pun merasa senang dengan direlokasinya PKL ke gedung Plaza Bogor. Salah satunya Vera Damayanti. Ia bersyukur karena kini tak perlu sulit mencari makanan, sebab berkumpul di satu tempat. “Alhamdulillah dipindah ke sini, jadi nggak susah lagi cari makanan, seperti rujak dan siomai favorit. Biasanya kulineran bareng keluarga di Surken, harus jalan dulu ke lokasi yang dituju. Sekarang lebih mudah dan terpusat,” tuturnya.
Ia pun menyarankan Pemkot Bogor terus menyosialisasikan relokasi PKL agar langganan serta pedagang tidak “pareumeun obor” (tidak kebingungan ke mana harus mencari penjual makanan favoritnya, red). Di tempat baru, sudah ada sekitar 20 pedagang yang mulai berjualan. Selain pedagang kuliner, ada pula pedagang batu akik, jam tangan dan warung kelontong yang biasa memadati trotoar Suryakencana. (ryn/b/yok/py)