METROPOLITAN – Akibat keterbatasan waktu pengerjaan, 24 paket proyek di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Bogor gagal dikerjakan tahun ini. Paket kegiatan dengan nilai pagu anggaran mencapai Rp6 miliar, di antaranya milik Dinas PUPR, disdik dan tiga di antaranya konstruksi serta sisanya konsultan.
Menanggapi hal tersebut, Kasubbag Pengadaan Barang dan Jasa pada Administrasi Pembangunan dan Pengadaan Barang Jasa (Adbang PBJ), Aryamehr Khomsa, menuturkan, dari 183 paket yang masuk ke ULP, sebanyak 159 paket di antaranya berhasil dilelang. Sisanya masih ada 24 paket yang dinyatakan gagal lelang dan tak dapat dilelangkan kembali.
“Sebanyak 24 paket gagal lelang, di antaranya milik Dinas PUPR, disdik, tiga di antaranya pekerjaan konstruksi dan sisanya konsultan,” ujarnya.
Aryamehr menambahkan, untuk belanja langsung mengucurkan anggaran dengan pagu Rp189 miliar dan dialokasikan untuk 159 paket pengadaan barang dan jasa. Dari 159 paket yang dilelang sudah terealisasi dalam nilai kontrak Rp107 miliar. “Dalam pelelangan ini ada efisiensi anggaran dari Rp189 miliar ke Rp107 miliar. Untuk pencapaian kegiatannya 98 persen,” katanya.
Bila dibandingkan lelang tahun lalu, sambung Aryamehr, paket yang dinyatakan gagal lelang menunjukkan peningkatan. Pada 2017 dari 195 paket ada 187 paket yang dilelang dan delapan paket dinyatakan gagal lelang.
Oleh karena itu, jika kendala dari waktu, ke depan harus diusahakan agar pengadaan barang dan jasa melalui lelang Pra DIFA. Untuk di Kota Bogor sendiri, lelang Pra DIFA bisa diterapkan tergantung kesiapan SKPD-nya. “Jadi, ketika RAPBD diketuk, ULP bisa melelangkan paket. Tapi, lelang Pra DIFA lebih diutamakan pada paket strategis, sehingga banyak waktu di awal tahun kegiatan sudah bisa dilaksanakan,”ungkapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bogor, Fahrudin, mengakui paket lelang milik disdik yakni revitalisasi gedung SDN Cibeureum 2 di Kecamatan Bogor Selatan dengan nilai pagu anggaran Rp1 miliar gagal lelang. Kegagalan tersebut disebabkan kurangnya persyaratan administrasi. Meski begitu, ia optimis revitalisasi gedung SDN Cibeureum 2 awal tahun sudah bisa dilelang ulang. “Kalau dipaksakan juga percuma, karena waktunya mepet. DED-nya sudah ada, tinggal beberapa perlengkapan administrasi dan awal tahun sudah bisa dilelang ulang,” tukasnya. (ads/c/yok/py)