METROPOLITAN - Wacana soal rencana merger antara Terminal Laladon dengan Terminal Bubulak, yang pernah mengambang medio 2014, kini mulai mengemuka seiring kepemimpinan baru di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Menindaklanjuti hal itu, Pemkab Bogor bakal segera melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk membahas kelanjutan wacana tersebut.
Bupati Bogor, Ade Yasin, mengatakan, hingga kini belum ada pembahasan langsung mengenai wacana merger antara dua terminal. Hanya saja, lokasinya berjarak kurang dari satu kilometer. Yang jelas akan ada pembicaraan dan pembahasan berbagai persoalan terkait Kabupaten dan Kota Bogor dalam waktu dekat. ”Belum, belum dibicarakan, belum ngobrol juga. Minggu ini atau minggu depan, Pak Bima (wali kota Bogor, red) mau datang ke sini, mau rapat koordinasi dengan kami, dengan bupati, dengan Satuan Kerja Perangkat Desa (SKPD),” terang AY, sapaan karibnya. Sejak AY menempati pimpinan tertinggi di Bumi Tegar Beriman, banyak yang harus dibahas terkait hubungan antara kedua wilayah bertetangga ini. Termasuk soal kejelasan wacana merger fungsi antara Terminal Laladon dengan Bubulak. ”Banyak lah yang harus dibahas terkait (hubungan) kabupaten kota. Intinya (soal merger) belum ada laporannya,” tegas AY. Sementara itu, Pengamat Transportasi Kota, Djoko Setijowarno, berpendapat, terminal untuk angkutan umum, terutama dalam kota, tidak perlu terlalu besar. Hanya saja harus berada di pusat kota dan ada fasilitas angkutan umum. Untuk di perbatasan, seharusnya terminal masing-masing wilayah tidak berdekatan lantaran kurang berfungsi. Terlebih, Bubulak dan Laladon sering dilanda kemacetan parah lantaran sopir angkot seenaknya berhenti dan menaikkan penumpang di pinggir atau bahu jalan. ”Bisa jadi penggabungan agar lebih efektif. Terminalnya jadi kurang berfungsi, apalagi berdekatan,” tutupnya. (ryn/c/yok/py)