Senin, 22 Desember 2025

RSUD Utara Butuh Lima Hektare

- Sabtu, 16 Maret 2019 | 06:56 WIB

METROPOLITAN - Sejak lama masyarakat di utara Kabupaten Bogor mendambakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilay­ahnya. Namun, keinginan itu ha­rus tertunda lantaran rencana pembangunan baru akan tereali­sasi pada 2020.

Idealnya, luas RSUD yang ren­cananya berlokasi di Desa Cogreg, Kecamatan Parung, membutuhkan minimal lima hektare. Hal itu di­ungkapkan Bupati Bogor Ade Ya­sin, kemarin. "Pemkab kan mau dapat hibah lahan tiga hektar dari pengembang, saya pikir itu masih kurang. Kami ingin menambah dua hektare lagi, jadi lima hek­tare lah," katanya kepada awak media. Sehingga, sambung dia, ma­sih ada keperluan pembebasan lahan di sekitar lokasi hibah tersebut. Dia bersyukur, ada lahan yang bisa didapatkan melalui hibah, sehingga pem­kab tidak perlu mengeluarkan anggaran lebih banyak untuk membangun RSUD di utara. Menurutnya, pemkab tengah mengajukan bantuan angga­ran pembangunan RSUD yang diperkirakan menelan angga­ran Rp100 miliar. “Kami sudah mengajukan permohonan anggaran ke Pe­merintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat. Maka­nya target sekarang selesaikan dulu DED (Detail Engineering Design)-nya. Dana kita ajukan ke provinsi atau pusat," imbuh­nya. Tertundanya pembangunan RSUD di utara, disebabkan banyak hal. Selain teknis pembangunan, Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilibatkan pun mesti dipertimbangkan. Sehingga perlu waktu yang ti­dak sebentar. Nyatanya, tenaga kesehatan Kabupaten Bogor juga masih minim. Hingga kini tenaga dokter pemkab jumlahnya 364 orang, sedang­kan kebutuhan 597 orang. Un­tuk jumlah perawat baru ter­penuhi 754 orang dari kebutu­han 1.617 orang, serta bidan baru terisi 565 orang dari ke­butuhan 946 orang. “Pokoknya pembangunan RSUD utara harus disegerakan dan dalam kepemimpinan saya itu harus terwujud," tegasnya. Sejauh ini, Bumi Tegar Beriman hanya memiliki empat RSUD, yakni RSUD Leuwiliang di wi­layah barat, RSUD Ciawi di wilayah selatan, RSUD Cileung­si di wilayah timur dan RSUD Cibinong. Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kabu­paten Bogor, Burhanudin, menuturkan, lahan yang akan dibangun untuk keperluan pembanguna didapat dari ke­wajiban salah satu pengembang perumahan untuk menyerah­kan lahan fasilitas umum dan fasilitas sosial (fasum-fasos) di Desa Cogreg. Kini masih diproses Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan Dinas Perumahan, Kawasan Pemu­kiman dan Pertamanan (DP­KPP). Sementara untuk uji kelayakan (feasibility study) dan pembuatan DED dikerja­kan Dinas Kesehatan. Soal kekurangan tenaga kese­hatan, Burhan mengaku tidak khawatir dan optimis bisa ter­penuhi. "Kalau kita belum me­langkah sudah takut, tidak akan maju-maju. Karena rumah sakit di utara itu memang dibutuh­kan. Kita berjalan dulu," kata­nya. Diketahui, lokasi pembangu­nan sedikit bergeser dari ren­cana awal. Mengacu pada lahan yang akhirnya akan dihibahkan kepada pemkab, yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari lokasi awal. "Lokasi tetap di Cogreg, tidak berubah. Hanya pintu masuknya digeser, jadi tidak perlu mem­buat FS (Feasibility Study) baru," terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Tri Wahyu Harini. Dia menjelaskan, pihaknya masih menunggu proses hibah rampung. Setelah itu selesai, baru DED-nya akan segera di­buat. Jika pemberian hibah itu terealisasi, luas tiga hektare disebut ideal dan cukup untuk pembangunan RS tipe C dengan konsep bangunan bertingkat. "Tinggal tunggu hibahnya. DED akan kita buat ditahun 2020 sesuai rencana," tuntas Yayu. (ryn/c/yok)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X