METROPOLITAN – Potensi wisata di Kabupaten Bogor sangat tinggi. Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, ada 380 titik lokasi wisata yang tersebar seantero Bumi Tegar Beriman. Tak aneh, kini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor di bawah komando Bupati Bogor, Ade Yasin, getol mendorong percepatan pembangunan di bidang pariwisata demi menggenjot potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
BAK gayung bersambut, PT Sayaga Wisata kini gencar membidik lokasi wisata untuk dikelola. Selain mengoptimalkan potensi wisata yang sudah berjalan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bidang pariwisata itu siap menindaklanjuti apa yang menjadi fokus dan arahan pimpinan Pemkab Bogor. “Fokus utama tetap pada pembangunan Hotel Sayaga yang kini masih tahap pengerjaan. Makanya kami putar otak mencari celah lain demi mendukung program pemkab. Yang terdekat, menindaklanjuti kerja sama antara pemkab dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) soal rencana membuat Kebun Raya Cibinong (KRC),” terang Direktur Umum dan Keuangan (Dirum) PT Sayaga Wisata, Aminudin, kemarin. Selain itu, sambung dia, merintis pengelolaan wisata di Gunung Salak Endang (GSE) terdapat banyak titik potensi wisata yang bisa dikembangkan dan lebih tertata. Rencana tersebut tengah dijajaki bersama warga sekitar. “Kebun Raya Cibinong kan sudah ada kerja sama, tinggal kita tindak lanjuti. Nah yang GSE itu, kita cari skema terbaik untuk pengelolaan agar bisa mendapatkan untung,” ujarnya. Tak hanya itu, beberapa lokasi wisata nyatanya sudah menghasilkan profit bagi perusahaan pelat merah tersebut. Di antaranya pemandian air panas Tirta Sayaga di Ciseeng yang sudah berjalan dua tahun dan menghasilkan keuntungan Rp600 juta per tahun. Apalagi kehadiran pemandian air panas mampu memberdayakan pengusaha hingga menyerap tenaga kerja lokal. Di antaranya soal pengelolaan parkir yang menggandeng pengusaha lokal. Selain itu, kebersihan hasil kerja sama dengan warga setempat. “Sejak awal itu kan kita masuk tanpa modal, makanya kita menggandeng investor yang kontrak lima tahun dengan investasi awal Rp4 miliar. Ternyata potensinya luar biasa, apalagi akhir pekan sampai libur Lebaran. Kontribusi ke desa juga, dulu kumuh, sekarang tertata,” papar Amin. Setali tiga uang, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Rahmat Surjana, siap menindaklanjuti fokus utama pemkab di bawah pimpinan Bupati Bogor Ade Yasin. Ia mengakui banyak potensi wisata yang belum tergali maksimal. ”Apalagi ini sangat baik untuk roda pembangunan ekonomi masyarakat,” ujarnya. Menilik website resmi Disbudpar Kabupaten Bogor, ratusan lokasi atraksi atau daya tarik wisata yang mulai terkelola dengan baik, misalnya kawasan wisata konservasi GSE, jumlah atraksi wisata di sana mencapai 20 lokasi atraksi dengan fasilitas pendukung berupa penginapan tiga tempat. Lalu, di Lido ada 10 atraksi dengan 13 penginapan dan 8 kuliner. Sedangkan Puncak, ada 7 lokasi atraksi dan 67 penginapan serta 57 kuliner. Tak hanya itu, di Sentul ada 14 lokasi atraksi, 3 penginapan dan 55 kuliner yang menjadi daya tarik wisata masyarakat. Bupati Bogor, Ade Yasin, pernah menyebut pemkab harus cermat dalam setiap program yang sedang dan akan dijalankan, sehingga tidak ada program yang tidak bermanfaat bagi masyarakat. Ia pun memprioritaskan konsentrasi di dunia pariwisata, termasuk infrastruktur berbasis pariwisata akan dimaksimalkan. Politisi PPP itu mengakui pihaknya masih mematangkan persiapan program untuk meningkatkan PAD dari sektor kepariwisataan, termasuk penganggaran. Dengan catatan tanpa mengurangi pos anggaran prioritas dan strategis lain, seperti bidang pendidikan dan kesehatan. ”Itu tetap prioritas kami,” tegasnya. Daripada memaksimalkan PAD dari sektor lain semisal pertambangan, ia ingin ada program berbasis pembangunan berkelanjutan di bidang pariwisata. Semua itu lantaran bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah untuk daerah, pariwisata juga lebih dekat dengan konservasi dan menjaga alam lingkungan. ”Misal tambang, saya nggak mau lagi, karena membuat alam rusak. Lebih baik tingkatkan pariwisata yang lebih pada konservasi menjaga alam lingkungan,” terangnya. Di beberapa daerah, sambung dia, kebangkitan potensi wisata sudah terasa. Banyak rumah di sekitar tempat wisata yang mulai dijadikan homestay atau rumah singgah bagi wisatawan. ”Ini kan pemberdayaan masyarakat yang juga meningkatkan potensi ekonomi,” katanya. Ia pun memastikan bakal banyak objek wisata baru di 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor. Untuk menggenjot potensi pariwisata desa, AY ingin ada potensi wisata yang harus bisa dimaksimalkan jadi tempat wisata. ”Nanti banyak orang ke Bogor untuk sekadar jalan-jalan ke tempat wisata desa. Tentu diimbangi target wisatawan yang harus meningkat juga,” pungkas AY. (ryn/c/yok/py)