Senin, 22 Desember 2025

Unjuk Gigi di e-Commerce

- Jumat, 22 Maret 2019 | 11:06 WIB

Setelah sukses menggelar e-Smart Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Semarang, beberapa waktu lalu, Kota Bogor pun dipilih Kementerian Perindustrian Republik Indonesia untuk terus mendorong dan mengajak pelaku IKM. Semua dilakukan demi memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan produk-produknya.

ACARA yang berlangsung di IPB International Convetion Center, Bo­tani itu turut dihadiri 1000 pelaku IKM se Jabodetabek, Cianjur dan Sukabumi. Kegiatan ini diracik pihak kementarian dengan konsep pame­ran, talkshow hingga workshop.

Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, men­gatakan, investasi bisnis akan cenderung mengarah kepada aktivitas usaha dengan platform yang kita kenal dengan industri 4.0 yang berbasis teknologi. Apalagi, Indonesia mempunyai potensi seiring dengan semakin berkembangnya peng­gunaan internet dan mem­baiknya infrastruktur telekomu­nikasi.­

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut­kan, sepanjang 2017, peng­guna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa atau setara dengan 54,68 persen dari 262 juta penduduk.

“Saat ini, dunia telah mema­suki era digital ekonomi, di­mana model bisnis yang ba­nyak dijalankan adalah ber­basis teknologi informasi dan komunikasi,” katanya.

Dirinya meyakini, penggu­naan teknologi era revolusi industri 4.0 akan mampu men­dongkrak produktivitas indu­stri manufaktur secara efisien, termasuk sektor IKM. Bahkan, produk yang dihasilkan bakal lebih kompetitif dan inovatif.

“Penetrasi penggunaan inter­net dan teknologi itu diharap­kan, dapat dimanfaatkan untuk usaha-usaha produktif yang mendorong efisiensi dan per­luasan akses pasar seperti jual beli online,” ujar Airlangga.

Sementara itu, Direktur Jen­deral Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenpe­rin, Gati Wibawaningsih men­gungkapkan, sejak 2017, pi­haknya sudah berupaya mela­kukan edukasi dan pembi­naan terhadap IKM di dalam negeri, agar bisa masuk dalam e-commerce melalui program e-Smart IKM. Hal ini, meru­pakan langlah konkret pe­merintah dalam mempermu­dah dan memperluas akses pasar bagi IKM nasional, se­kaligus memperbesar presen­tase produk Indonesia unjuk gigi di e-Commerce.

Kemenperin mencatat, hing­ga akhir 2018, workshop e-Smart IKM telah diikuti seba­nyak 5.945 pelaku usaha dengan total omzet sebesar Rp 2,37 miliar. Berdasarkan sektornya, industri makanan dan minu­man mendominasi hingga 31,87% dari total transaksi di e-Smart IKM, kemudian disu­sul sektor industri logam se­besar 29,10%, dan industri fesyen sebesar 25,87%.

“Saat ini,program e-Smart IKM terlaksana di 34 provinsi dan telah melibatkan beber­apa pihak, seperti BI, BNI, Google, iDeA serta Kemente­rian Komunikasi dan Infor­matika,” bebernya.

Selain itu, kementerian pun menggandeng pemerintah provinsi, kota dan kabupaten. Program e-Smart IKM juga telah bekerja sama dengan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia. “Semoga dengan adanya kegiatan ini, dapat mendongkrak IKM Indonesia dimasa mendatang,” tutupnya. (ogi/c/yok)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X