METROPOLITAN – Jelang Ramadan, ketersediaan bahan pokok di Kabupaten Bogor dipastikan stabil dan aman. Hal itu diungkapkan Plt Direksi Perusahaan Daerah Pasar Tohaga, Didi Furqon. Menurut dia, kondisi bahan pokok yang diutamakan adalah beras, daging, telur, ikan, sayuran serta lainnya.
Jauh sebelum Ramadan, Didi mengaku telah melakukan pemetaan ke setiap pasar. Bahkan, ia memonitor langsung ke lapangan serta membuat edaran ke unit-unit untuk mendata semua bahan pokok tersedia. “Ini kita lakukan untuk memastikan segala kebutuhan di bulan puasa hingga Lebaran aman,” ujarnya.
Didi juga tidak menampik jika ada beberapa unit pasar yang sengaja memberikan laporan fiktif, berbeda dengan kenyataan di lapangan. Ia sengaja terjun ke lapangan agar tahu persis kondisi dan kebutuhan apa saja yang kurang. “Saya tidak suka orang lapor ABS (Asal Bapak Senang, red). Makanya saya turun ke lapangan untuk memastikan semua terkontrol dengan baik,” terang Didi yang juga menjabat sebagai plt bersama pejabat Eselon II lainnya, yakni Rustandi dan Zairi.
Sementara saat ditanya mengenai pemilihan direksi ke depan, menurut Didi, tugas direksi sangat penting dan berat. Sehingga ia mengusulkan jika open biding dipercepat dan pelantikannya disatukan dengan Dewan Pengawas pada Juni. “Berat, berat sekali, tidak bisa main-main tugas direksi ini,” paparnya.
Sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Kabupaten Bogor memastikan secara umum harga kebutuhan pokok jelang Ramadan masih relatif stabil. Lonjakan harga terjadi hanya pada komoditi bawang putih.
“Jadi, hari ini kita sudah cek harga kebutuhan pokok jelang Ramadan di Pasar Cibinong. Secara umum, kondisi harga masih stabil. Kenaikannya hanya di bawang putih,” ujar Kabid Perdagangan pada Disperdagin Kabupaten Bogor, Jona Sijabat.
Berdasarkan hasil sidak Disperdagin, harga bawang putih jenis cuting dari sebelumnya Rp48.000 per kilogram naik menjadi Rp58.000 per kilogramnya. Sedangkan bawang putih biasa naik dari harga Rp30.000 per kilogram menjadi Rp48.000 per kilogram. Ini terjadi selisih kenaikan antara 20.83 persen hingga 60 persen.
Penyebab kenaikan harga, lanjut Jona, lantaran mayoritas stok bawang putih berasal dari impor. Besar kemungkinan stok dari petani sudah naik, sehingga pedagang di pasar tak ada pilihan lain selain ikut menaikkan harga. “Ini gejolak jelang puasa. Makanya tadi kita sidak. Cuma di bawang putih agak tinggi kenaikannya. Kalau yang lainnya seperti cabai, beras premium, gula, daging, telur, gas 3 kilogram saya kira masih stabil dan belum ada kenaikan drastis sampai saat ini,” ungkapnya.
Ia pun memastikan disperdagin akan terus memonitoring harga kebutuhan pokok sampai Desember 2019. Ia berharap kenaikan ini bersifat sementara. Pada pertengahan puasa nanti, biasanya harga akan kembali normal. (mam/py)