Terbengkalai sejak 15 tahun lalu, proyek pembangunan Tempat Pengolahan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo (Luna), Kecamatan Klapanunggal, kembali dilanjutkan akhir Desember 2018 yang ditandai dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Memasuki bulan kelima, proyek dengan nilai investasi US$46 juta atau setara Rp600
SEKADAR diketahui, TPPAS Luna yang nantinya akan melayani pengolahan sampah dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok dan Kota Tangerang Selatan ini dikerjakan selama 18 bulan, sehingga ditargetkan bisa beroperasi pada pertengahan 2020.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Pandji Ksatriadi, mengatakan, sejak peletakan batu pertama Desember lalu kini pembangunan masih berjalan dan cukup signifikan. ”Secara umum dan keseluruhan progres mah sudah ada 60 persen untuk penyelesaian pengolahan sampah itu,” katanya kepada awak media di bilangan Sentul, belum lama ini.
Pandji menambahkan, rata-rata Kabupaten Bogor menghasilkan lebih dari 1.200 ton sampah per hari. Sedangkan kapasitas TPPAS yang punya teknologi Mechanical Biological Treatment (MTB), di mana sampah yang nanti ditampung bakal diubah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif pengganti batu bara bisa menampung 1.500-1.800 ton sampah per hari.
”Jika ditambah yang dibuang ke TPAS Galuga, ya lebih dari itu. Makanya nanti kalau sudah beroperasi bisa membagi sampah jadi dua zonasi,” ujarnya. Misalnya, sambung dia, sampah dari Cibinong Raya hingga wilayah timur Kabupaten Bogor bisa ’dioper’ ke TPPAS Nambo. Sedangkan sisanya tetap ditampung di TPAS Galuga. Beban kekurangan armada yang kini dialami karena hanya punya 182 armada juga bisa teratasi.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Bogor, Atis Tardiana, berharap TPPAS Nambo bisa segera beroperasi. Sebab, TPAS Galuga yang selama ini menjadi andalan utama Pemkab Bogor kondisinya sangat memprihatinkan lantaran kelebihan kapasitas atau over capacity. Dia bahkan menyebut produksi sampah Kabupaten Bogor bisa mencapai 2.650 ton per hari. Walaupun sudah diberi kuota tambahan, nyatanya Galuga belum mampu menampung semua sampah warga Kabupaten Bogor.
”Kalau Nambo sudah jalan, 600 ton sampah per hari UPT Cibinong, Ciawi dan Jonggol bisa dialihkan ke Nambo, sehingga beban di Galuga berkurang. Soalnya masih dari (sampah, red) UPT Ciampea, Leuwiliang, Jasinga, Parung yang juga dibuang ke Galuga,” tuntas Atis. (ryn/c/yok/py)