METROPOLITAN – Roda manajemen di tubuh Perusahaan Daerah (PD) Pasar Tohaga kini dalam kondisi lumpuh. Sebab, selain jajaran pimpinan direksi pelat merah itu yang kosong sejak 27 April, kini posisi Badan Pengawas (BP) tak berpenghuni sejak 15 Juni sesuai kontrak kerja. Padahal pasca-ditinggal Romli Eko Wahyudi cs, jabatan direksi diemban BP selaku pelaksana tugas (plt) direksi Tohaga.
Hingga kini, baik jabatan BP maupun kursi jajaran direksi, masih kosong dan belum terisi. Sehingga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bogor itu tidak memiliki pimpinan dalam mengelola kurang lebih 30 pasar se-Bumi Tegar Beriman. Selesainya masa bakti BP PD Pasar Tohaga dibenarkan mantan anggota BP PD Pasar Tohaga, Didi Furqon, yang menyebut dirinya sejak 15 Juni sudah tidak lagi ada di PD Pasar Tohaga.
”Harusnya saat ini tuh sudah ada (BP), karena tidak boleh kosong. Sekarang direksi tidak ada, pengawas juga gak ada. Sejak 15 Juni itu, sudah tidak lagi menjabat sebagai BP. Nah sebelum masa jabatan habis, seleksi BP sudah dibuka dan berproses,” katanya saat dihubungi awak media, kemarin.
Hanya saja dirinya tidak banyak tahu soal seleksi BP lantaran bukan lagi kewenangannya, setelah menjabat BP tiga tahun plus Plt direksi satu bulan. Pengganti BP mestinya sudah ada dari proses seleksi yang sudah dilakukan, namun hingga kini belum ada info soal tiga orang pengganti dirinya bersama Asisten Perekonomian Rustandi dan M Zairi. “Infonya belum ada. Padahal Plt itu, yang dijabat BP, tidak boleh di Plt-kan lagi,” tegas Didi.
Di samping itu, Didi mengaku percaya diri dan siap mengikuti seleksi direksi PD Pasar Tohaga. Ia merasa setumpuk pengalaman dan berhasil membawa Tohaga jadi lebih baik, membuat dirinya optimis ikut seleksi tersebut. ”Kalau saya diminta mengikuti seleksi saya sangat siap karena berpengalaman lah,” tukasnya.
Terpisah, Humas PD Pasar Tohaga, Isni Jayanti, mengakui perusahaannya kini belum mempunyai pimpinan baik direksi atau BP. Namun, ia enggan menjelaskan kondisi tubuh perusahaan dan pengelolaan pasca-ditinggal para inohong. “Ya sudah kosong,” katanya singkat.
Lambatnya proses seleksi jabatan direksi Perusahaan Daerah (PD) Pasar Tohaga juga disikapi Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan. Iwan mengatakan, proses seleksi seharusnya bisa segera dilakukan dan tak terkesan ditunda-tunda agar tidak memunculkan kecurigaan di masyarakat. ”Sesuai aturan itu, (direksi) nggak boleh diperpanjang, harus seleksi lagi. Sekarang belum juga, masih diisi plt, nah ini bikin saya curiga, ada apa? Kenapa belum juga gitu loh,” katanya.
Terkait Peraturan Bupati (Perbup) sebagai dasar proses seleksi, yang hingga kini belum ada, seharusnya tidak dijadikan alasan lambannya proses pengisian pimpinan perusahaan pelat merah itu. Sebab, dirinya merasa tidak pernah menghalang-halangi proses perbup. ”Serumit apa sih (buat perbup)? Ini kan belum ada ajuannya sampai sekarang. Ini jangan dimainin. Alasan perbup sehingga belum membentuk tim panitia seleksi (pansel). Ya simultan saja, perbup proses, bagian perekonomian juga bentuk tim, segera usulkan ke kami. Ini saja belum, ada apa?” ketusnya.
Politisi Gerindra itu bahkan menyebut BP yang kini duduk di kursi nomor satu perusahaan, jangan ’keenakan’ dengan molornya proses seleksi. Sebab makin waktu, kecurigaan dan pertanyaan publik kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor makin menguat. ”Itu harus dihindari. Bisa saja mereka diuntungkan. Jangan keenakan. Kalau kelamaan apalagi nanti ada perpanjangan Plt juga jadi pertanyaan loh, ingat harus ada pertanggungjawabannya,” papar Iwan.
Pria berkacamata itu pun dengan tegas meminta bagian perekonomian segera mengusulkan susunan tim seleksi direksi, sambil berjalan dengan proses perbup. Mengingat jabatan plt terbatas dalam banyak kegiatan strategis karena harus ditandatangani direksi definitif. Hal ini ditengarai bisa mengganggu roda manajemen. ”Sesusah apa sih bikin perbup? Sesusah apa sih bentuk tim seleksi? Jangan sampai muncul kecurigaan dan pertanyaan masyarakat terhadap pemkab,” tegas Iwan.
Di sisi lain, dia juga berharap setidaknya ada satu orang dari jajaran direksi lama yang kembali ikut seleksi. Buatnya penting untuk menjaga estafet kepemimpinan agar tidak putus dan berkelanjutan. Iwan juga merasa tidak sreg jika seluruh posisi direksi nantinya diisi muka baru. ”Minimal satu lah dari direksi lama ikut (seleksi). Ini boleh dianggap undangan loh untuk mereka. Ikut lah. Kami ingin ada keterlanjutan, saya sih kurang setuju jika tiga-tiganya baru ya,” tuntasnya. (ryn/c/yok/py)