Senin, 22 Desember 2025

Tohaga Lumpuh Ditinggal BP dan Direksi

- Rabu, 19 Juni 2019 | 14:43 WIB

METROPOLITAN – Roda manajemen di tubuh Perusahaan Daerah (PD) Pasar Tohaga kini dalam kondisi lum­puh. Sebab, selain jajaran pimpinan direksi pelat merah itu yang kosong sejak 27 April, kini posisi Badan Peng­awas (BP) tak berpenghuni sejak 15 Juni sesuai kontrak kerja. Padahal pasca-ditinggal Romli Eko Wahyudi cs, jabatan direksi diemban BP selaku pelaksana tugas (plt) direksi Tohaga.

Hingga kini, baik jabatan BP maupun kursi jajaran direksi, masih kosong dan belum terisi. Sehingga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabu­paten Bogor itu tidak memiliki pim­pinan dalam mengelola kurang lebih 30 pasar se-Bumi Tegar Beriman. Se­lesainya masa bakti BP PD Pasar To­haga dibenarkan mantan anggota BP PD Pasar Tohaga, Didi Furqon, yang menyebut dirinya sejak 15 Juni sudah tidak lagi ada di PD Pasar Tohaga.­

”Harusnya saat ini tuh sudah ada (BP), karena tidak boleh kosong. Sekarang direksi tidak ada, pengawas juga gak ada. Sejak 15 Juni itu, sudah tidak lagi menjabat sebagai BP. Nah sebelum masa jabatan habis, seleksi BP sudah dibuka dan berproses,” katanya saat dihu­bungi awak media, kemarin.

Hanya saja dirinya tidak ba­nyak tahu soal seleksi BP lan­taran bukan lagi kewenangan­nya, setelah menjabat BP tiga tahun plus Plt direksi satu bulan. Pengganti BP mestinya sudah ada dari proses seleksi yang sudah dilakukan, namun hingga kini belum ada info soal tiga orang pengganti diri­nya bersama Asisten Pereko­nomian Rustandi dan M Zairi. “Infonya belum ada. Padahal Plt itu, yang dijabat BP, tidak boleh di Plt-kan lagi,” tegas Didi.

Di samping itu, Didi menga­ku percaya diri dan siap mengik­uti seleksi direksi PD Pasar Tohaga. Ia merasa setumpuk pengalaman dan berhasil mem­bawa Tohaga jadi lebih baik, membuat dirinya optimis ikut seleksi tersebut. ”Kalau saya diminta mengikuti seleksi saya sangat siap karena berpenga­laman lah,” tukasnya.

Terpisah, Humas PD Pasar Tohaga, Isni Jayanti, mengakui perusahaannya kini belum mempunyai pimpinan baik direksi atau BP. Namun, ia eng­gan menjelaskan kondisi tubuh perusahaan dan pengelolaan pasca-ditinggal para inohong. “Ya sudah kosong,” katanya singkat.

Lambatnya proses seleksi jabatan direksi Perusahaan Daerah (PD) Pasar Tohaga juga disikapi Wakil Bupati Bo­gor, Iwan Setiawan. Iwan men­gatakan, proses seleksi seha­rusnya bisa segera dilakukan dan tak terkesan ditunda-tun­da agar tidak memunculkan kecurigaan di masyarakat. ”Sesuai aturan itu, (direksi) ng­gak boleh diperpanjang, harus seleksi lagi. Sekarang belum juga, masih diisi plt, nah ini bikin saya curiga, ada apa? Ke­napa belum juga gitu loh,” ka­tanya.

Terkait Peraturan Bupati (Per­bup) sebagai dasar proses se­leksi, yang hingga kini belum ada, seharusnya tidak dijadikan alasan lambannya proses pengi­sian pimpinan perusahaan pelat merah itu. Sebab, dirinya merasa tidak pernah mengha­lang-halangi proses perbup. ”Serumit apa sih (buat perbup)? Ini kan belum ada ajuannya sampai sekarang. Ini jangan dimainin. Alasan perbup se­hingga belum membentuk tim panitia seleksi (pansel). Ya si­multan saja, perbup proses, bagian perekonomian juga bentuk tim, segera usulkan ke kami. Ini saja belum, ada apa?” ketusnya.

Politisi Gerindra itu bahkan menyebut BP yang kini duduk di kursi nomor satu perusa­haan, jangan ’keenakan’ dengan molornya proses seleksi. Sebab makin waktu, kecurigaan dan pertanyaan publik kepada Pe­merintah Kabupaten (Pemkab) Bogor makin menguat. ”Itu harus dihindari. Bisa saja me­reka diuntungkan. Jangan ke­enakan. Kalau kelamaan apa­lagi nanti ada perpanjangan Plt juga jadi pertanyaan loh, ingat harus ada pertanggung­jawabannya,” papar Iwan.

Pria berkacamata itu pun dengan tegas meminta bagian perekonomian segera mengu­sulkan susunan tim seleksi direksi, sambil berjalan dengan proses perbup. Mengingat ja­batan plt terbatas dalam ba­nyak kegiatan strategis karena harus ditandatangani direksi definitif. Hal ini ditengarai bisa mengganggu roda mana­jemen. ”Sesusah apa sih bikin perbup? Sesusah apa sih ben­tuk tim seleksi? Jangan sampai muncul kecurigaan dan perta­nyaan masyarakat terhadap pemkab,” tegas Iwan.

Di sisi lain, dia juga berharap setidaknya ada satu orang dari jajaran direksi lama yang kembali ikut seleksi. Buatnya penting untuk menjaga estafet kepemimpinan agar tidak pu­tus dan berkelanjutan. Iwan juga merasa tidak sreg jika seluruh posisi direksi nantinya diisi muka baru. ”Minimal satu lah dari direksi lama ikut (seleksi). Ini boleh dianggap undangan loh untuk mereka. Ikut lah. Kami ingin ada keter­lanjutan, saya sih kurang se­tuju jika tiga-tiganya baru ya,” tuntasnya. (ryn/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X