Persoalan kebencanaan nampaknya tak bisa dipandang sebelah mata. Terbukti, Indonesia jadi negara kedua di dunia yang jumlah korban akibat bencana paling tinggi. Pada 2018 saja, korban jiwa akibat bencana mencapai 4.814 orang. Daerah dengan kerawanan bencana itu, salah satunya Kabupaten Bogor.
ANGKA itu sejalan dengan tren kenaikan jumlah kejadian bencana setahun terakhir. Bila dibandingkan jumlah kejadian antara 2018 dengan 2019, kenaikan jumlah bencana pada periode Januari-Mei mencapai 15,9 persen. Bahkan dalam rentang waktu sebelas tahun ke belakang, tak kurang dari 11.579 orang meninggal dunia dan hilang akibat bencana, dengan kerugian rata-rata tiap tahun sekitar Rp30 triliun.
”Sehingga budaya riset kebencanaan harus didorong melalui pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) melalui pendidikan, riset dasar dan terapan. Pakar harus meningkatkan riset kebencanaan berbasis masyarakat, kebutuhan dan mendorong industrialisasi kebencanaan, terintegrasi dalam mendukung penanggulangan bencana Indonesia di masa mendatang,” beber Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI, Doni Monardo, dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-6 Riset Kebencanaan 2019 di INA-DRTG BNPB Sentul dan Universitas Pertahanan, Babakanmadang, Selasa (18/6).
Sejak 2014, PIT Riset Kebencanaan menjadi kegiatan wajib sebagai upaya meningkatkan serta mengembangkan budaya riset, teknologi dan ilmu pengetahuan melalui riset dasar dan terapan berbagai jenis karakter bencana di tanah air.
Ia merasa sistem deteksi dini perlu diterapkan untuk antisipasi berbagai jenis bencana, mulai dari banjir, tanah longsor atau tsunami. Salah satunya dengan menciptakan alat deteksi ketahanan gedung bertingkat dalam menghadapi gempa bumi atau lainnya.
“Tugas besar sebagai pelaku penanggulangan bencana untuk memastikan penurunan indeks risiko bencana di Indonesia serta meningkatnya kesiap-siagaan daerah dalam menghadapi bencana,” ujar Doni.
Sementara itu, Bupati Bogor, Ade Yasin, mengakui wilayah yang dipimpinnya sejak akhir Desember 2018 merupakan daerah rawan bencana. Ia mencontohkan, wilayah Hambalang yang punya potensi pendidikan dan wisata, tapi juga punya potensi rawan bencana. Hadirnya BNPB di Hambalang berperan dalam mengantisipasi itu.
Ketua DPW PPP itu menyebut beberapa wilayah di Bumi Tegar Beriman rawan bencana tanah longsor lantaran punya kontur berupa tebingan. ”Tentu itu fokus kita perhatikan titik rawan bencana dengan berbagai tindakan,” tuntasnya. (ryn/c/yok/py)