Senin, 22 Desember 2025

11.579 Meninggal dan Hilang karena Bencana

- Kamis, 20 Juni 2019 | 11:54 WIB

Persoalan kebencanaan nampaknya tak bisa dipan­dang sebelah mata. Terbukti, Indonesia jadi negara kedua di dunia yang jumlah korban akibat bencana paling tinggi. Pada 2018 saja, korban jiwa akibat bencana mencapai 4.814 orang. Daerah dengan kerawanan bencana itu, salah satunya Kabupaten Bogor.

ANGKA itu sejalan dengan tren ke­naikan jumlah kejadian bencana se­tahun terakhir. Bila dibandingkan jumlah kejadian antara 2018 dengan 2019, kenaikan jumlah bencana pada periode Januari-Mei mencapai 15,9 persen. Bahkan dalam rentang waktu sebelas tahun ke bela­kang, tak kurang dari 11.579 orang meninggal dunia dan hilang akibat bencana, dengan keru­gian rata-rata tiap tahun sekitar Rp30 triliun.

”Sehingga budaya riset kebenca­naan harus didorong melalui peng­embangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) melalui pendidikan, riset dasar dan terapan. Pakar harus meningkatkan riset kebencanaan ber­basis masyarakat, kebutuhan dan mendorong industrialisasi kebenca­naan, terintegrasi dalam mendukung penanggulangan bencana Indonesia di masa mendatang,” beber Kepala Badan Nasional Penanggulangan Ben­cana (BNPB) Letjen TNI, Doni Mo­nardo, dalam Pertemuan Ilmiah Ta­hunan (PIT) ke-6 Riset Kebencanaan 2019 di INA-DRTG BNPB Sentul dan Universitas Pertahanan, Babakanmadang, Selasa (18/6).­

Sejak 2014, PIT Riset Keben­canaan menjadi kegiatan wajib sebagai upaya mening­katkan serta mengembangkan budaya riset, teknologi dan ilmu pengetahuan melalui riset dasar dan terapan ber­bagai jenis karakter bencana di tanah air.

Ia merasa sistem deteksi dini perlu diterapkan untuk antisipasi berbagai jenis ben­cana, mulai dari banjir, tanah longsor atau tsunami. Salah satunya dengan menciptakan alat deteksi ketahanan gedung bertingkat dalam menghada­pi gempa bumi atau lainnya.

“Tugas besar sebagai pelaku penanggulangan bencana un­tuk memastikan penurunan indeks risiko bencana di Indo­nesia serta meningkatnya kesiap-siagaan daerah dalam men­ghadapi bencana,” ujar Doni.

Sementara itu, Bupati Bogor, Ade Yasin, mengakui wilayah yang dipimpinnya sejak akhir Desember 2018 merupakan daerah rawan bencana. Ia mencontohkan, wilayah Ham­balang yang punya potensi pendidikan dan wisata, tapi juga punya potensi rawan bencana. Hadirnya BNPB di Hambalang berperan dalam mengantisipasi itu.

Ketua DPW PPP itu menyebut beberapa wilayah di Bumi Te­gar Beriman rawan bencana tanah longsor lantaran punya kontur berupa tebingan. ”Ten­tu itu fokus kita perhatikan titik rawan bencana dengan berbagai tindakan,” tuntasnya. (ryn/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X