METROPOLITAN - Wali Kota Bogor, Bima Arya mengakui sistem pendidikan terkait zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online 2019 terlalu ambisius. Pasalnya banyak informasi yang ia terima dari orang tua siswa terkait kondisi tersebut.
”Sebagai kepala daerah, saya mendengar langsung curhat warga kondisi dilapangan. Saya kira ini sistem yang terlalu ambisius harus di evaluasi. Tujuannya baik dan ideal untuk membuat kualitas pendidikan ini sama,” kata Bima, saat ditemui usai menggelar Musyawaran Perencanaan Pembangunan (musrenbang) di Botani Square, Kota Bogor.
Menurutnya, sistem zonasi ini belum siap sepenuhnya, terdapat sejumlah kendala, seperti sistem administrasi kependudukan. Bahkan saat itu ia menerima laporan kecenderungan manipulasi kartu keluarga (KK), “Satu dua hari ini saya dalami betul, saya perintahkan Dukcapil, Disdik, Camat dan untuk mendalami, ada laporan yang menitip alamat ini artinya ada ruang untuk manipulasi administrasi,” tuturnya.
Ia menilai, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 51 Tahun 2018 terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019, belum siap diterapkan pada daerah-daerah yang masih tertinggal soal administrasi dan infrastruktur yang saat ini belum merata terdapat wilayah yang ketersediaan sekolahnya ada namun infrastrukturnya belum memadai, begitu pun sebaliknya, sehingga tidak ada keseimbangan dan perlu adanya evaluasi.
“Apakah sistem kita siap untuk mengejar itu, karena kalau sistem kita tidak siap dan administrasi kependudukan tidak siap serta infrastruktur tidak siap ini akan menghasilkan manipulasi-manipulasi dalam ketidakadilan ujung-ujungnya uang yang berbicara, saya sebagai kepala daerah harus menyuarakan ini,” bebernya
Bima pun menjelaskan, melihat kondisi di lapangan dalam waktu dekat ia akan menyampaikan kepada presiden dan mendiknas terkait persoalan sistem yang menimbulkan persoalan. Terutama persoalan manipulasi administrasi sehingga terdapat celah untuk manipulasi kartu keluarga dan celah untuk jalur prestasi serta izin domisili dan sebagainya.
“saya belum bisa menyatakan ini valid seratus persen tapi informasi ini harus di tindak lanjuti,” tukasnya.(cr1/c/yok)