METROPOLITAN – Sejak awal Juni, jumlah curah hujan di Kota Bogor cenderung menurun. Rupanya hal itu berpengaruh terhadap ketinggian Sungai Ciliwung di Bendungan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, yang kini ketinggiannya bahkan menyentuh angka 0 sentimeter, yang sudah berlangsung sejak pertengahan Juni.
Kepala Pengawas Bendungan Katulampa, Andi Sudirman, mengatakan, kekeringan di bendungan irigasi itu terjadi sejak awal Juni, seiring dengan wilayah Bogor yang jarang diguyur hujan, sehingga debit air makin menyusut. “Mulai awal Juni berangsur surut air Sungai Ciliwung. Sekarang ketinggian itu nol sentimeter,” katanya saat dikonfirmasi Metropolitan, kemarin.
Hingga kini, sambung dia, debit air yang mengalir sekitar 3200 liter perdetik, pada ketinggian 35 sentimeter berbarengan penyusutan air Sungai Ciliwung. Bah Andi, sapaan karibnya menambahkan, kekeringan di bendung Katulampa sudah terjadi sejak awal Juni, disaat kondisi curah hujan berkurang dan menyebabkan Ciliwung berangsur surut. “Kondisi sekarang mah sejak pertengahan lah. Sekarang aliran masuk semuanya ke (saluran) irigasi” imbuhnya.
Sejak awal bulan, kata Bah Andi, hingga pertengahan rata-rata ketinggian bendung Katulampa berkisar di ketinggian 10 hingga 20 sentimeter. Sebelum turun ke ketinggian 0 sentimeter sejak pertengahan Juni, hingga sekarang. “Meski begitu, kondisi sekarang belum kekeringan betul ya, masih normal, masih ada airnya yang bisa dialirkan ke irigasi. Sejak awal tahun, belum terparah ini mah,” paparnya.
Bah Andi menambahkan, jika hujan tidak kunjung turun di wilayah Bogor, baik dari wilayah hulu ataupun hilir, kemungkinan besar debit dan ketinggian air Sungai Ciliwung bakal makin menurun. Hal itu diyakini bakal berpengaruh terhadap aliran air untuk irigasi dan penggelontoran ke masyarakat. “Bisa makin surut, ya mudah-mudahan segera turun supaya nggak kekeringan berkepanjangan,” tutupnya. (ryn/c/yok)