Minggu, 21 Desember 2025

Kontraktor Dinilai nggak Profesional

- Jumat, 19 Juli 2019 | 11:49 WIB

METROPOLITAN – Sejak ambruk Rabu (10/7), pem­bongkaran beton coran Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) di Kelurahan Ciba­dak, Kecamatan Tanahsa­real, Kota Bogor, hingga kini belum juga rampung. Bahkan, pembongkaran coran Pier109 yang menyebabkan kema­cetan parah di kedua jalur nasional itu dipastikan mo­lor dari target. Kemacetan juga tak hanya dialami ken­daraan di jalur utama. Jalan perkampungan di sekitar Jalan KH Sholeh Iskandar pun ikut terdampak.

Hal tersebut disampaikan General Affair PT Pembangu­nan Perumahan (PP), Suryo. Seba­gai kontraktor dari pemilik proyek, PT Mar­ga Sarana Jabar (MSJ), PT PP diwajibkan bertanggung jawab terhadap kelalaian yang be­rakibat ambruknya coran untuk dasar jalan layang itu. Termasuk salah satu rekomen­dasi dari Komite Keselamatan Konstruksi (K2) Kementerian Pekerjaan Umum dan Peru­mahan Rakyat (PUPR) ke­pada PT MSJ untuk mencopot General Manager (GM) dari kontraktor dan konsultan. “Infonya rencana Kamis (18/7) bisa selesai, tapi saya sempat tanya ke engineer-nya, kita belum bisa memastikan itu,” kata Suryo saat ditemui Metropolitan, kemarin. Dengan begitu, sambung Su­ryo, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor dan Pol­resta Bogor Kota untuk mem­perpanjang penerapan kontra-flow pada lalu lintas depan Perumahan Tamansari Per­sada. Ia mengakui ada kesulitan dalam membongkar betonan yang ambruk lantaran be­berapa elemen sudah me­nempel dengan sempurna. “Kalau jalan dikembalikan normal itu kan menunggu pekerjaan pembongkaran selesai. Kalau pembongkaran belum, ya lalu lintas jalan juga masih kontra-flow,” ucapnya. Sedangkan untuk rekomen­dasi dari Komite K2 Kemen­terian PUPR kepada PT MSJ yang mesti dikenakan kepada PT PP, pihaknya masih menunggu surat turunan dari PT MSJ. Sebab, PT MSJ belum menerima surat re­komendasi resmi dari Kement­rian PUPR. Yang pasti, pi­haknya bertanggung jawab penuh atas kejadian tersebut. “Kita lakukan percepatan kok. Tapi karena pertimbangan teknis, tetap kontraflow lah di satu jalur arah Semplak, rekomendasi pemilik proyek kita laksanakan semua,” ka­tanya. Namun, ia enggan menyebut berapa potensi kerugian yang dialami Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu karena ambruknya tiang ke-10 dari total 57 tiang penahan jalan tersebut. Perkiraan mencapai Rp1 miliar. Namun, Suryo mengklaim penyetopan se­lama delapan hari itu tidak mengganggu upaya mencapai target selesai pada Desember 2019. “Ada pengurangan waktu, ada juga kerugian ma­teril, tapi nggak bisa saya se­but berapa. Yang pasti ada dari segi materi dan waktu. Tapi, kita optimis bisa sampai selesai akhir tahun,” ungkap Suryo. Padahal, Direktur Utama (Dirut) PT MSJ, Hendro At­modjo, pernah menekankan pekerjaan pembongkaran harus rampung pada Kamis (18/7), sehingga arus lalu lin­tas bisa normal dua arah hari ini (19/7). Selain itu, pi­haknya juga bisa segera men­jalankan rekomendasi dan sanksi yang diberikan kemen­terian. “Kita ingin Jumat bisa dibuka (jalan, red), dimulai kembali pekerjaan, karena waktu jalan terus. Pas delapan hari pasca-dibongkar,” ucap­nya. Ambruknya coran pier109 ini juga berakibat pada kemun­duran progres. Idealnya, da­lam satu minggu progresnya bisa tiga persen. Gara-gara ambruknya coran, kemundu­ran dari proyek itu mencapai 4,5 persen. Untuk denda ke­pada PT PP, pihaknya masih menunggu progres. Sebab, ia masih memastikan bentuk sanksi, apakah sebatas pen­ekanan untuk dicopot GM-nya atau ada denda yang akan dikenakan kepada kontraktor dan konsultan. ”Kita sedang hitung. Apa perlu denda atau hukuman pencopotan. Intinya, target tetap Desember 2019. Kalau mereka molor baru kita den­da. Kerugian nggak banyak sih, sekitar Rp1 miliar, untuk satu beton yang ambruk itu. Kondisi saat itu proyek baru 36,5 persen dari keseluruhan,” terangnya. Sementara itu, Ketua Per­gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Kota Bogor, Hamzah, berha­rap pemerintah segera mem­berikan sanksi tegas kepada kontraktor yang telah meru­gikan masyarakat Kota Hujan. “Katanya BUMN, tapi bikin jalan saja nggak becus. Jangan karena keuntungan semata malah merugikan rakyat In­donesia,” pungkasnya. (ryn/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X