Senin, 22 Desember 2025

4 SKPD Belum Setor Paket Lelang

- Senin, 22 Juli 2019 | 11:06 WIB

METROPOLITAN – Hingga pertengahan Juli 2019, Pe­merintah Kota (Pemkot) Bo­gor masih punya Pekerjaan Rumah (PR) besar lantaran puluhan paket lelang belum juga masuk ke Bagian Penga­daan Barang Jasa (PBJ) dari berbagai Satuan Kerja Perang­kat Daerah (SKPD).

Informasi yang dihimpun, tercatat dari total 147 paket lelang yang harus dikerjakan Pemkot Bogor, baru 83 paket yang masuk ke Bagian PBJ. Tak hanya itu, dari jumlah nyatanya baru ada 50 paket yang selesai tender hingga pertengahan Juli. Sedangkan 33 paket lelang lainnya masih dalam proses ten­der atau seleksi.Untuk paket dari SKPD yang belum disetorkan kepada Bagian PBJ berjumlah 64 paket pekerjaan. Dari 23 SKPD yang mempunyai paket pekerjaan sesuai Rencana Umum Pengadaan (RUP) ada beberapa dinas yang belum sama sekali mengajukan berkas paket untuk dilelangkan. Yakni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Di­nas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pendidikan (Disdik) dan Ba­gian Umum Setda Kota Bogor. (selengkapnya baca grafis)­

“Sekitar 50 paket selesai tender atau seleksi, terdiri dari pekerjaan konstruksi, konsultasi, barang dan jasa lainnya. Sisanya, kurang lebih 33 paket tender masih dalam proses tender atau seleksi,” terang Kepala Bagian (Kabag) Pengadaan Barang Jasa (PBJ) Setda Kota Bogor, Henny Nur­liani, kepada awak media, akhir pekan lalu.

Beberapa dinas belum mengajukan berkas tender lebih dari setengah total paket yang dilelangkan pada tahun anggaran 2019. Bahkan, em­pat SKPD belum memasukkan sama sekali berkas pengajuan paket tender. Di antaranya BPBD, disdik, dinkes dan ba­gian umum.

”Disdik dan dinkes sama sekali belum menyampaikan. Masih ada perbaikan sih ka­tanya,” ungkap mantan ke­pala Bidang Mutasi dan Peng­embangan Karir BKPSDA itu. Selain itu, dinas yang paling banyak pekerjaan, Dinas Pe­kerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) masih ada 19 berkas belum masuk lelang dari total 43 paket tender.

”Beberapa juga baru mengajukan kurang setengah­nya dari jumlah total. Misal, Disperumkim (Dinas Peru­mahan dan Pemukiman, red) baru tiga berkas masuk dari total 10 paket dan Sekretariat DPRD baru masuk tiga dari sembilan paket total pada 2019,” terangnya.

Sedangkan untuk pekerjaan fisik, setidaknya ada empat proyek strategis yang kini ma­suk lelang namun belum di­tentukan pemenangnya. Se­hingga pelaksanaan pun belum dilakukan, meskipun 2019 tersisa lima bulan lagi. Di antaranya proyek pede­strian sebelah kiri Jalan Su­ryakencana, Jalan Jalakharu­pat, lanjutan proyek Jalan MA Salmun dan Jalan Djuanda. Tak kurang dari Rp19,5 mi­liar, pemkot mesti merogoh kocek untuk proyek-proyek tersebut.

”Rinciannya (lanjutan) Sur­ken itu pagu-nya Rp15 miliar, Jalak Harupat itu Rp2,1 mi­liar, Jalan Djuanda pagu-nya Rp1,9 miliar, lalu proyek Jalan MA Salmun lanjutan itu ang­garannya Rp500 juta,” kata Kepala Dinas PUPR Kota Bo­gor, Chusnul Rozaqi.

Berkas pengajuan proyek tersebut sudah masuk lelang dan tinggal menunggu peme­nang. Walaupun waktu makin mepet, Chusnul mengklaim pekerjaan bisa rampung se­belum 2019 berakhir karena rata-rata pekerjaan menelan waktu sekitar 120 hari kerja atau 3-4 bulan.

”Murni APBD semua. Sudah proses lelang, entah proses apa atau tinggal pemenang saja. Pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) segitu waktunya, tergantung volumenya, uang­nya dan pemenangnya,” pa­parnya.

Potensi mangkraknya ren­cana pekerjaan dan gagal tender pun masih bisa ter­jadi lantaran saat ini keempat proyek itu masih dalam tahap evaluasi. Penyedia jasa sen­diri sudah menawar nilai pekerjaan. ”Sedang dalam proses, tahap evaluasi. Sudah memasukkan penawaran. Bisa bulan depan pelaksana­an, tergantung proses eva­luasi lulus atau tidak,” tuntas Kasubbag Pengadaan Barang Jasa pada Unit Kegiatan Peng­adaan Barang Jasa (UKPBJ) Kota Bogor, Aryamehr Khom­sa. (ryn/c/yok/py)

9

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X