METROPOLITAN – Bak gayung bersambut, keinginan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang ingin memperluas wilayahnya dengan memanfaatkan momentum wacana bakal dicabutnya moratorium pemekaran wilayah oleh pemerintah pusat, mendapat respons positif sejumlah tokoh di wilayah selatan Kabupaten Bogor.
Tokoh yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari Presidium Masyarakat Bogor Selatan (PMBS) hingga Deklarator Pemekaran Bogor Selatan menyambangi Balai Kota Bogor kemarin. Mereka bertemu dan berdiskusi langsung dengan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, soal kemungkinan wilayah selatan masuk ke Kota Hujan.
Tokoh yang diwakili dedengkot dan sesepuh warga wilayah selatan Kabupaten Bogor itu menyampaikan ketertarikannya untuk ‘gabung’ dengan Kota Hujan. Belum lagi, sejak lama keinginan warga di enam kecamatan di selatan Bumi Tegar Beriman itu menginginkan ‘cerai’ dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Hal tersebut diungkapkan Dewan Pakar PMBS, Iding Chaidir Rusli. Ia menyambut baik rencana perluasan wilayah Kota Bogor yang belakangan mengemuka hingga permintaan langsung ke Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam Forum Kopdar, belum lama ini.
”Kami sejak lama ingin mandiri, menjadi wilayah sendiri, karena getaran pemerintahan kurang terasa dan seakan jauh. Nah, ketimbang mengupayakan menjadi Daerah Otonom Baru (DOB) yang prosesnya berbelit-belit, bergabung dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor jadi pilihan paling realistis saat ini,” katanya.
Senada, deklarator pemekaran Bogor Selatan, Iman Sukarya, menyebutkan, kedatangan tokoh wilayah selatan Kabupaten Bogor itu ke Balai Kota ibarat bak gayung bersambut lantaran pemkot tengah getol mengusulkan perluasan wilayah kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Iding menuturkan, ada enam kecamatan yang bisa dikaji untuk rencana masuk wilayah kota, yakni Kecamatan Ciawi, Cisarua, Megamendung, Caringin, Cijeruk dan Cigombong. “Kita akui itu sebagai peluang emas, apalagi di selatan kita kurang mendapat perhatian pemkab. Bahkan upaya DOB Bogor Selatan saja nggak kunjung ditempuh, masih ngawang-ngawang,”” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengakui kedatangan tokoh masyarakat Bogor Selatan ibarat gayung bersambut. Mulai dari rencana pemkot yang ingin mengoreksi luas wilayah, dengan memanfaatkan momentum bakal dicabutnya moratorium pemekaran wilayah. “Kita mengingatkan DOB akan dibahas kembali. Kota Bogor kan bagian dari semua itu. Kita hanya ingin bila itu dibahas, moratorium pemekaran dicabut, ingin koreksi luas wilayah. Itu saja,” kata Dedie.
Jika memungkinkan, sambung Dedie, wilayah yang punya peluang masuk Kota Bogor adalah wilayah yang bersentuhan dengan Kota Bogor. Meskipun ia tidak mengaku secara gamblang, kedatangan warga Bogor Selatan itu ‘ujungnya’ minta masuk wilayah kota.
“Saya tidak katakan itu. Intinya, bagaimana seadil mungkin masyarakat terlayani dengan baik. Negara hadir di masyarakat. Bukan soal dikotomi kabupaten atau kota, tapi pembahasan DOB harus melibatkan masyarakat. Ya seperti ini tokoh-tokoh kita libatkan sesuai harapan wilayah,” ungkapnya.
Mantan petinggi KPK itu menjelaskan, kajian yang kini tengah digarap Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) itu diupayakan agar rampung akhir tahun, sehingga bisa dieksekusi tahun berikutnya. “Kajian itu diusahakan akhir tahun beres. Ini kan baru mulai,” ucapnya.
Secara tersirat, Dedie senang dengan kedatangan warga selatan Kabupaten Bogor ini. “Insya Allah ya,” tutupnya sembari tersenyum simpul. (ryn/b/yok/py)