Senin, 22 Desember 2025

Sisa Coran BORR Bahayakan Pengendara

- Kamis, 25 Juli 2019 | 10:20 WIB

METROPOLITAN - Ambruk sejak Rabu (10/7), pembongkaran beton coran proyek Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi IIIA hingga kini belum juga rampung. Beton menganga di tengah median Jalan Sholeh Iskandar yang menghubungkan Simpang Yasmin-Semplak, justru terlihat membahayakan pengguna jalan raya lantaran lalu lintas mulai kembali dinormalkan kedua arah.

Hampir dua minggu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor memberlakukan skema lalu lintas kontra flow demi menyesuaikan pekerjaan. Hal itu membuat kemacetan parah di kedua arah Jalan Sholeh Iskandar, apalagi pada jam-jam sibuk. Sampai-sampai merembet ke jalan kampung di sekitar Jalan Sholis.

”Kalau ada mobil berpapasan pasti macet karena jalannya cuma untuk satu jalur. Belum lagi kalau pagi atau sore jam sekolah,” keluh warga Kukupu, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanahsareal, Rizkaart (29), kepada Metropolitan.

Persoalan tak sampai di situ. Pembongkaran beton coran yang tersisa kini masih jadi Pekerjaan Rumah (PR) PT Pembangunan Perumahan (PP) sebagai kontraktor dari pemilik proyek, PT Marga Sarana Jabar (MSJ).

Beton menganga di tengah jalan justru terlihat membahayakan pengendara karena jaraknya sangat dekat dengan jalur jalan di bawahnya. Belum lagi sisa bongkaran yang terlihat amburadul. Namun, PT MSJ keukeuh membuka kembali jalur normal dan melanjutkan pembangunan sembari menerapkan rekomendasi dari Komite Keselamatan Konstruksi (K2) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Hal itu juga disayangkan Ketua PK Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Tanahsareal, Rudi Zaenudin. Ia menyebut langkah PT MSJ kembali membuka jalur menjadi normal, setelah sebelumnya menerapkan kontraflow, bermaksud untuk mengurai kemacetan di jalan tersebut.

Namun ketika PT MSJ tidak memperhatikan aspek keselamatan jalan, salah satunya belum rampungnya pembongkaran reruntuhan. Ia juga melihat langsung kondisi coran yang membahayakan pengendara karena bersebelahan langsung.

”Itu harus selesai dulu oleh PT PP selaku kontraktor yang ditunjuk pemilik proyek. Bukan beri jalan kedua jalur, tapi membahayakan kendaraan. Jangan sampai kejadian dua kali, segera ini ditindak lanjut. Jujur, melihat itu sangat membahayakan pengendara,” ungkapnya.

Selain itu, sambung dia, kaitan runtuhnya beton coran pada Rabu kala itu yang diduga karena kelalaian kerja dan dugaan pengurangan spesifikasi oleh kontraktor harus ditindaklanjuti penyidik dan kepolisian.

”Apa dalam pekerjaan itu ada dugaan pengurangan spek oleh PT PP sampai bisa runtuh. Ini disayangkan apabila itu terjadi. Bisa saja tiap-tiap tiang itu ada pengurangan spek. Sesuai nggak dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB),” katanya.

Lewat dari target pembongkaran, jalur kedua arah kembali normal karena tinggal menyisakan satu dari total tiga segmen yang harus dibongkar. Sejak awal kejadian, PT MSJ mendesak PT PP untuk menyelesaikan pembongkaran Kamis (18/7). Nyatanya, dua minggu berselang pembongkaran belum juga selesai, namun lalu lintas kembali dipaksakan normal kembali.

”Sejak Senin malam sudah dua arah. Proyek juga sudah kembali dilanjutkan sejak Selasa (23/7). Tinggal satu segmen tengah, bisa dikerjakan manual dengan tukang (orang) karena sudah tidak mengganggu lalin,” kata Direktur Utama (Dirut) PT MSJ Hendro Atmodjo.

Saat dikonfirmasi, pria tambun itu menambahkan, pihaknya juga sudah menjalankan rekomendasi dari Komite K2 kementerian. Namun, ia enggan menanggapi soal kemungkinan penyelidikan dari kepolisian. ”Rekomendasi dijalankan semuanya. Kita ikuti itu, meleset dari target karena beton sangat keras,” tutupnya. (ryn/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X