Minggu, 21 Desember 2025

Terminal Baranangsiang Jadi Pusat Transportasi dan Belanja

- Rabu, 7 Agustus 2019 | 10:34 WIB

METROPOLITAN - Teka-teki nasib status Terminal Baranangsiang terjawab su­dah. Terhitung sejak Senin (5/8), terminal tertua di Kota Bogor itu secara resmi dialihkan kewenangan peng­elolaannya dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor ke Ba­dan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sebagai kepanjangan tangan pemerin­tah pusat.

Kepala BPTJ, Bambang Pri­hartono, mengungkapkan, penyerahan ini sudah se­suai UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Meski sudah secara resmi dipegang pemerintah pusat, ia mengakui upaya peningkatan pelayanan Ter­minal Baranangsiang masih menghadapi kendala yang tidak mudah. “Pembenahan terminal secara fisik tidak bisa dilakukan dengan me­manfaatkan Anggaran Penda­patan Belanja Negara (APBN),” terangnya.

Sebab, sambung dia, pem­kot telah bekerja sama dengan pola Bangun Guna Serah dan PT Pancakarya Grahatama Indonesia (PT PGI). Meng­acu perjanjian kerja sama tersebut, ia menyatakan ba­hwa perjanjian tidak berakhir, meski terjadi pengalihan aset akibat amanat perundang-undangan.

“Dukungan dari pemerin­tah daerah serta seluruh elemen masyarakat dalam pembenahan Terminal Ba­ranangsiang sangat dibutu­hkan, sehingga pengaturan secara teknis terkait pembangunan bisa dilaks­anakan,” bebernya.

Setelah pengelolaannya secara resmi di bawah pe­merintah pusat dalam hal ini BPTJ, tahun ini pihaknya bakal menyulap Terminal Baranangsiang menjadi Transit Oriented Develop­ment (TOD). “TOD meru­pakan salah satu pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang cam­puran dan maksimalisasi penggunaan angkutan mas­sal, seperti Busway/BRT, Kereta Api Kota (MRT), ke­reta api ringan (LRT) serta dilengkapi jaringan pejalan kaki atau sepeda. Selain itu, juga akan dikembangkan atau dibangun pusat belanja dan hotel,” bebernya.

Ke depan, Terminal Ba­ranangsiang akan dilayani simpul-simpul moda trans­portasi yang cukup banyak. Selain akan dioperasikan bus, nanti juga akan dihubungkan LRT Jabodetabek yang ren­cananya September 2019 bakal dilelang pemerintah pusat.

Selain itu, di Kota Bogor juga akan dibangun angku­tan massal pertama di Indo­nesia yaitu Trem. “Nanti di sini akan dibangun terminal yang sifatnya mengintegra­sikan antarmoda angkutan,” beber Bambang.

Bukan hanya memperha­tikan sistem transportasi semata, TOD juga bakal mendongkrak potensi eko­nomi dan sosial sekitarnya. Oleh karena itu, dalam pembangunannya TOD akan memperhatikan kepenting­an berbagai unsur.

“Jadi, selain unsur trans­portasi kita juga perhatikan unsur bisnis, ekonomi dan sosial di kawasan ini,” ung­kapnya. Untuk pembangu­nannya sendiri akan dilaku­kan berbarengan dengan Trem dan LRT agar desain TOD bisa selaras sesuai ha­rapan.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengaku sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengimbangi rencana ter­sebut. Ia akan mengajukan beberapa rekomendasi peng­geseran fungsi terminal se­lama masa pembangunan berlangsung.

“Kami sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat agar operasionalisasi bus wilayah Bogor-Sukabumi-Palabuhanratu-Cibadak akan digeser ke Ciawi. Lalu untuk Bogor-Tangerang-Depok-BSD-Ciputat akan digeser ke Terminal Bubulak. Mohon dukungan dari semua,” tu­kasnya.(ogi/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X