METROPOLITAN - Setelah tertunda bertahun-tahun, pembangunan gedung Blok F Pasar Kebonkembang milik Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PD PPJ) akhirnya terealisasi tahun ini.
Kini gedung sentra tekstil Kota Bogor itu sudah rata dengan tanah, setelah pembongkaran mulai dilakukan sejak awal Juli. Mendekati akhir Agustus, proses pembongkaran belum sepenuhnya rampung lantaran tumpukan puing-puing masih menggunung di lokasi proyek. Pembongkaran yang dilakukan PT Setia Jaya Tekhnik itu dimulai sejak 8 Juli dengan masa kontrak 40 hari dan pagu Rp275 juta.
Kepala Unit Pasar Kebonkembang Sulhan Kelana Bumi mengatakan, hingga mendekati akhir bulan ini, progres pembongkaran secara umum sudah selesai dan tinggal menyelesaikan tahapan finishing, atau pengangkutan sisa-sisa pembongkaran bangunan.
”Sekarang sudah finishing. Sudah selesai (pembongkaran), sedang pengangkutan sisa bangunan,” katanya saat ditemui di kantor Unit Pasar Kebonkembang, kemarin.
Ia menargetkan, proses finishing sudah bisa selesai pada awal pekan depan. Sehingga pemenang beauty contest bisa segera masuk untuk melakukan pembangunan. ”Minggu atau senin sudah harus beres lah. Harapannya awal September bisa masuk membangun,” ujarnya.
Mantan kepala unit Pasar Bogor itu mengaku, pembongkaran harusnya lebih cepat lantaran PD PPJ mendorong PT Mulyagiri sebagai pihak ketiga pembangun, bisa menyelesaikan pembangunan gedung empat lantai itu lebih cepat dari target.
”Dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja, red) 18 bulan ya. Tapi pemborong memberi sinyal untuk membereskan pekerjaan selama setahun. Sementara pedagang eksisting jualan di TPS (Tempat Penampungan Sementara, red) di Jalan Dewi Sartika, lorong antara Blok F-B dan sebagian Nyi Raja Permas,” terang Sulhan.
Proyek terbengkalai itu akhirnya bisa terlaksana tahun ini setelah ada kesepakatan antara pedagang dan PD PPJ, dimana perusahaan pelat merah dan PT Mulyagiri KSO PT Mayasari Bakti Utama selaku pengembang menyepakati poin-poin yang diinginkan pedagang. Di antaranya perubahan luas kios dari 1,5x2 meter menjadi 2x2 meter. Kemudian soal ketinggian lantai Blok F yang hanya 80 sentimeter dari permukaan Jalan Dewi Sartika.
”Kami juga diberi keleluasaan untuk pengocokan kepemilikan kios. Pedagang juga diberi prioritas untuk membeli kios yang posisinya paling depan,” kata Sekretaris Paguyuban Blok F Edy Junaedi.
Tak cuma itu, pengembang juga berkomitmen untuk menyesuaikan luasan kios pedagang eksisting nantinya dan berjanji akan ada penyesuaian dengan keinginan pedagang. ”Kalau pedagang merasa kurang bisa ambil kios sebelahnya. Makanya kami komitmen mengawal revitalisasi Blok F hingga rampung. ”Kami juga berharap PDPPJ dan pengembang juga memegang komitmen,” pungkasnya. (ryn/c/yok)