METROPOLITAN – Setelah melewati empat hari, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-38 tahun 2019 Kota Bogor akhirnya resmi ditutup, kemarin (11/10). Festival umat muslim yang diikuti lebih dari 700 peserta dari enam kecamatan se-Kota Bogor plus diawali pawai taaruf 3.000 orang menuju lokasi perlombaan di Masjid Rosniah Al Ahmad dan mal The Jungle, Bogor Nirwana Residence (BNR) itu, berlangsung meriah. Kecamatan Tanahsareal keluar sebagai juara umum MTQ edisi tahun ini setelah menguasai sebagian besar bidang dan cabang yang diperlombakan. Ketua II Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Bogor Ade Sarmili mengatakan, secara keseluruhan, ada peningkatan pada MTQ ke-38 ini baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Mulai dari kepesertaan hingga respon dari masyarakat Kota Bogor. “Tahun lalu, peserta rata-rata moles pembinaan. Nah tahun ini aspek keikutsertaan, keterwakilan dan semangat masyarakat sangat tinggi. Terlihat saat pawai pembukaan sangat meriah, belum pernah terjadi pada MTQ sebelumnya,” katanya saat ditemui Metropolitan, kemarin. Selain itu, sambung dia, suksesnya perhelatan MTQ ke-38 sejalan dengan pesan yang ingin disampaikan. Sejauh mana pesan keagamaan bisa terukur, tersetruktur dan terarah, sehingga memberikan hasil sesuai harapan. “Nggak cuma pembangunan fisik, ini juga harus terukur,” imbuh dia. Pria yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bogor itu mengakui, Kecamatan Tanahsareal merupakan kantong-kantong keumatan dimana tergambar tipologi keumatan keagaman, dari berbagai etnis agama tapi hidup rukun. Kedua, secara histori, kecamatan Tanahsareal punya prestasi membanggakan unutk bidang MTQ, seperti gelar juara tahun lalu. Sehingga tidak aneh bisa menyabet gelar juara umum. “Kebijakan pimpinan juga berpengaruh. Pernah tuh beberapa tahun lalu karena pimpinannya kurang aware, jadi agak kendor. Nah yang sekarang ‘kencang’ lagi. Sering kita tekankan, MTQ bukan soal prestise, tapi sejauh mana pimpinan mampu mengejawantahkan kaitan kebijakan pembangunan, pembinaan keagamaan di wilayah. MTQ bukan gambaran utuh, tapi salah satunya,” ungkapnya. Sementara itu, Camat Tanahsareal Asep Kartiwa menungkapkan kegembiraannya bisa mempertahankan gelar juara MTQ pada tahun ini. Buatnya, raihan ini tidak cuma soal perlombaannya, tapi bagaimana syiar keislaman bisa tersampaikan dengan baik. “Melalui peserta, pemahaman dan penerapan keislaman bisa tersampaikan ke masyarakat,” ungkapnya. Aska menambahkan, perlombaan MTQ tahun ini juga bermakna spesial untuk menciptakan suasana keberagaman dalam beragama secara kondusif. Masyarakat tumpah ruah meramaikan festival pemuliaan Al Quran itu. “Islam membawa kesejukan,” imbuhnya. Ia berharap, para juara dari wilayahnya bisa terus berkembang dan menancapkan ‘taji’ pada festival MTQ tingkat Provinsi Jawa Barat. Apalagi Kota Bogor pernah beberapa kali menggondol juara, dimana sebagian besar perserta kontingen Kota Bogor, merupakan santri dari Tanahsareal. “Pembinaan nanti di LPTQ tingkat Kota, tapi kita tetap bantu supaya bisa juara lagi di tingkat provinsi,” pungkas Aska. (ryn/c/yok)