METROPOLITAN - Ada yang berbeda dengan perayaan hari Sumpah Pemuda di Kota Bogor, tahun ini. Dua tokoh senior pemuda di negerin ini langsung menjumpai pelajar dan organisasi kepemudaan Kota Hujan. Emil Salim dan Popong Otje Djundjunan. Kemarin pagi, duduki Plaza Balaikota Bogor, bersama ratusan pelajar dan organisasi kepemudaan. Beragam cerita inspiratif, dilantunkan keduanya di acara bertajuk Riung Pemuda di ruang rapat Paseban Sri Bima.
Tak hanya berbagi kisah inspiratif yang dialami keduanya. Kegiatan dengan tema 'Bogor Menjemput Masa Depan', juga diwarnai dengan diskusi dan tanya jawab. Sejarah, kisah bangsa hingga beragam problematika terkini, menjadi sub pembahasan pertemuan kala itu.
Sejatinya, momen sumpah pemuda merupakan waktu yang tepat untuk mepererat dan memupuk kembali persatuan bangsa. Pada sumpah pemuda terdapat tiga poin kekuatan persatuan bagi bangsa ini. Tanah air, bahasa dan bangsa.
"Tiga poin inti sumpah pemuda itu, berikan kekuatan persatuan yang luar biasa yang harus kita hayati dan resapi bersama. Meski kita bersuku-suku, bermacam-macam tapi kita satu, " kata Emil Salim.
Pria yang juga merupakan seorang ahli ekonomi, cendekiawan, pengajar dan politisi Indonesia itu berpesan, agar kaula muda dan pelajar Kota Bogor. Untuk senantiasa berpegang teguh pada sejarah bangsa ini.
"Cita-cita ini saya rasa harus tetap kita pegang teguh agar keutuhan Indonesia tetap bertahan. Jangan mau kita di robek-robek hanya karna permasalahan ras, agama, suku, dan lain sebagainya. Sumpah ini harus bisa menegaskan kembali keutuhan bangsa kita, " tegasnya.
Pernyataan serupa disampaikan, Popong Otje Djundjunan. Ia meminta, agar kaula muda bisa menjaga persatuan dalam perbedaan dan andil pemerintah mutlak diperlukan.
"Pemerintah daerah wajib menjaga kearifan lokal daerahnya, begitu juga budaya dan tradisi yang ada, " beber wanita yang akrab disapa Ceu Popong itu.
Menanggapi dua pernyataan tersebut, Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengaku, banyak mendapatkan masukan dari dua tokoh nasional tersebut. Beragam wejangan untuk melayani masyarakat hinggadalam mengambil kebijakan didapat dari keduanya.
"Saya harus belajar dari orang tua, senior, masa lalu dan belajar dari sejarah. Kami sangat bangga kehadiran dua tokoh senior yang datang dan berbagi pengalamannya kesini. Kita perlu menatap masa depan dengan bekal dari masa lalu, kita harus belajar dan banyak mendengar dari sejarah, " tutupnya. (ogi/c/yok)