METROPOLITAN-Pasca banjir dan longsor di Bumi Tegar Beriman, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, mendata sebanyak 4,263 Kepala Keluarga (KK) dan 798 korban banjir terancam pelbagai penyakit jika hal itu tak segera ditangani. Sedikitnya, ada empat kecamatan yang paling berdampak, yakni Kecamatan Gunungputri, Jasinga, Sukajaya dan Nanggung. Pelayanan Kesehatan Primer (Yankesprimer) Dinkes Kabupaten Bogor, Dion Rivardin, mengaku, korban terdampak untuk Kecamatan Nanggung hingga saat ini, masih menunggu, lantaran datanya belum masuk ke Dinkes Kabupaten Bogor. "Untuk Desa Bojongkulur terdampak sebanyak 3780 KK, Jasinga 483 KK dan Sukajaya 798 orang. Data hingga korban bencana hingga saat ini masih divalidasi ulang oleh tim dilapangan,"kata Dion. Untuk korban banjir dan longsor, sambung dia, diprediksi akan terkena penyakit bila tidak dilakukan pencegahan dilapangan, salah satunya terkait ketersediaan air bersih, jika tidak segera ditangani bagi mengungsi tentunya akan terindikasi berbagai penyakit. “Yang pasti semua akan terdampak jika tidak dilakukan pencegahan, salah satunya pembuatan jamban dan ketersediaan tempat pengungsian yang bersih,’’bebernya. Dion mengaku, petugas dari tim dinkes saat ini ada berada diempat titik yang dipimpin langsung Kadinkes. Namun, untuk jumlah bencana longsor dan banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor masih menunggu data susulan. "Untuk korban bencana yang mengungsi ditenda ataupun tempat pengungsian lainnya. Dinkes sendiri hanya fokus pada upaya kesehatannya terhadap para korban,"bebernya. Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Bogor, Dede Agung, menjelaskan, korban bencana banjir dan longsor disetiap wilayah di Kabupaten Bogor, diprediksi terdampak bermacam penyakit. “Namanya korban banjir pasti yang namanya penyakit pasti ada, semisal diare dan penyakit kulit serta lainnya. Namun yang pasti dinkes sendiri sudah berupaya untuk mendirikan posko-poski kesehatan,’’kata Dede. Menurut Dede, upaya Dinkes dilapangan sudah melaksanakan dan membuka posko kesehatan dilapangan, memenuhi kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai untuk penanggulangan masalah kesehatan serta penugasan tim kesehatan ke titik bencana. "Untuk dipengungsian terdiri dari tenaga medis, paramedis, sanitarian, surveilans , promkes dan persiapan penerimaan rujukan di RSUD Leuwiliang dan Cileungsi apabila diperlukan,"tukasnya. (mul/c/yok)