METROPOLITAN- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Eddy Soeparno melaksanakan reses masa sidang pertamanya di Kota Bogor. Pria yang duduk di parlemen dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Bogor-Kabupaten Cianjur itu mengunjungi tiga lokasi dalam satu hari, yakni mendatangi warga RW 3 Kelurahan Sukaresmi, RW 12 Kelurahan Mekarwangi dan RW 8 Kelurahan Kedungwaringin, Kecamatan Tanahsareal, Minggu (5/1/2019). Konstituen di tiga lokasi itu pun curhat soal banyak hal, mulai dari infrastruktur hingga tarif listrik. Pria yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, pada reses masa sidang pertama ini, banyak hal yang dkeluhkan warga Bogor. Sebagian besar terkait infrastruktur, mulai dari fasilitas sosial fasilitas umum (fasos-fasum), pengadaan lampu PJU (Penerang Jalan Umum) hingga pengaspalan jalan warga. Selain itu, ada pula curhatan soal tarif listrik yang kian melambung dari hari ke hari. “Ada juga tadi kaitan tarif listrik, terutama itu, banyak warga ngeluh soal itu. Harga listrik yang 900 kwh, itu jangan sampai naik lagi,” katanya selepas reses dengan warga di Kedungwaringin, kemarin. Bak gayung bersambut, sambung dia, pria berkacamata ini duduk di Komisi VII DPR RI, yang membidangi masalah energi. Eddy pun menjanjikan kepada warga agar hal ini disampaikan kepada pemerintah melalui PLN. Apalagi, direksi PLN baru saja menjabat, sehingga keluhan warga akan disampaikan melalui berbagai cara seperti dengar pendapat atau Forum Discussion Group (FGD) dengan direksi baru. “Kami juga ingin mengetahui lebih lanjut rencana mereka kedepannya. Soal pengembangan jaringan listrik, terutama supaya harga tarif listrik tidak mennjadi beban baru bagi masyarakat. Paling banyak mereka mengeluhkan infrastruktur dan tarif listrik,” ungkapnya. Ia pun memberikan pemahaman bahwa keinginan mereka soal infrastruktur, terkadang terbentur dengan proses sehingga membutuhkan waktu. Alhasil, warga pun bisa jadi kesal lantaran menunggu. “Masyarakat lebih banyak mengeluhkan infrastruktur kota, bahwa prosesnya cukup panjang dan lama,. Kami sampaikan, warga sudah punya perwakilan di DPRD atau DPR. Sehingga ketika ada kebuntuan dalam proses melaui pemkot atau dinas, salurkan kami di DPR,” terang Eddy. Sementara itu, Ketua DPD PAN Kota Bogor Safrudin Bima menuturkan, reses merupakan waktu yang tepat untuk mendengar keluhan dan aspirasi warga dari konstituennya. Sehingga, bisa kembali di perjuangkan pada anggaran yang akan datang. Selain itu, merajut silaturahmi dengan konstituen juga meningkatkan hubungan. Meskipun silaturahmi tidak harus pada momen reses saja. “Tiap minggu tiap hari, ada waktu kita sempatkan ketemu warga. Disitu wadah kita mendengarkan keluhan dan aspirasi, terpenting tetap menjaga keakraban dengan dapil kita. Tentu dengan kedatangan Pak Eddy kembali ke dapil, bisa menjaring aspirasi warganya. Untuk membangun Kota Bogor melalui perannya di parlemen,” tutup SB, sapaan karibnya. (ryn/c/yok)