METROPOLITAN - Rencana menyulap Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaja (ATS) menjadi bandara komersial rupanya kian dekat. Hal itu terlihat dari hasil rapat koordinasi Usulan Lanud ATS jadi Bandara Komersial yang berlangsung di Kantor Bupati Bogor, Cibinong, kemarin. Di mana, kajian dari IPB dinyatakan rampung dan tinggal memasuki studi kelayakan sebelum dibawa ke Gubernur Jawa Barat, untuk selanjutnya ditindak lanjut ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah, sejak awal pihaknya sudah berkoordinasi dengan Provinsi Jawa Barat, tentang kebijakan daerah memperluas aksesibilitas moda transportasi, baik darat atau udara. Persoalannya, dalam perencanaan Jawa Barat, keberadaan ATS seakan 'tidak terlihat'. "Akhirnya kita usulkan itu. Apalagi ini Lanud sudah jadi, berkaca pada beberapa bandar militer jadi komersil, itu (biaya) lebih murah, effort-nya lebih sedikit. Ketimbang buat bandara baru," katanya. Secara teknis, potensi itu disebut sudah ada dengan cuaca dan kecepatan angin yang mendukung. Plus, warga sekitar yang sudah terbiasa dengan aktifitas penerbangan. "Secara teknis tinggal memperpanjang Run Way saja," imbuhnya. Dari segi perencanaan daerah, kata Ipah, komersialisasi ATS bakal mendukung berbagai program Pemkab Bogor. Misalnya mempermudah akses menuju Geopark Pongkor, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido, hingga aksesibilitas mahasiswa IPB yang berasal dari luar Bogor. "Transportasi kesana pasti lebih mudah kalau dari ATS. Belum lagi kan ada rencana pembangunan Tol Borr, sampai tol Depok-Antasari. Aktifitas orang Cianjur, Sukabumi, Bogor ke Bandara Soetta itu sampai 2,2 juta orang per tahun loh. Kalau bisa dialihkan ke ATS, itu potensi besar, yang lebih irit waktu sampai satu jam," ucapnya. Ia menambahkan, dari kajian ini akan disampaikan kepada gubernur Jabar, untuk ditindak lanjuti Kemenhub. Meskipun ia mengaku belum bisa memprediksi rencana ini bisa dieksekusi. Sebab jika nanti harus ada perbaikan di banyak titik, pihaknya bakal meminta bantuan anggaran kepada pemerintah pusat. Termasuk soal desain bandara nantinya. "Kalau kajian semua sudah kita perhitungkan, kita juga meminta nanti prosesnya selain ke provinsi, kita akan siapkan ke gubernur, menhub, TNI AU. Usulan anggaean nanti setelah itu, termasuk desain yang harus mengakomodasi arahan dari Kemenhub, ada tujuh aspek," ujar Ipah. Sementara itu, Komandan Wing 4 Lanud ATS Kolonel PnB Andi Ferdinan Picaulima menyebut komersialisasi Lanud yang sudah ada sejak 1931 itu bakal memberi dampak positif. Dari sisi militer, bakal mempermudah gelar pasukan. Selain itu, perekonomian warga sekitar bakal berkembang. "Tentu harus didukung sistem transportasi menunjang juga. Tapi kita support upaya itu, mendukung kegiatan ini. Banyak dampak positifnya," katanya. Saat ini, sambung dia, ATS punya panjang landasan sekitar 1.500 meter. Pada kajian yang dirampungkan IPB, landasan bisa diperpanjang 700 meter, menjadi 2.200 meter. Beberapa jenis pesawat seperti ATR-72 hingga Bombardir dengan kapasitas 40-45 unit mah sudah cukup dengan panjang landasan 1.500 meter. "Ketika panjang landasan sudah 2.200 meter. Muatan pesawatnya ya tergantung, kalau Boeing yang kecil-kecil seharusnya bisa. Yang jelas ATR-72, Bombardir mah bisa," ujarnya. (ryn/c/rez)