METROPOLITAN – Drama kehadiran Tempat Pemerosesan dan Pengelolaan Akhir Sampah (TPPAS) Nambo, yang akan digunakan oleh Pemerintah Kota Bogor akhirnya menemukan titik terang. Setelah bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Walikota Bogor, Bima Arya, memastikan kalau Pemkot Bogor akan lebih fokus kepada TPA Galuga. “Jadi ada kesepakatan yang bagus disitu, pak gubernur menyetujui usulan dari Pemkot bahwa sampah plastik direncanakan akan diolah di Galuga,” kata Bima kepada Metropolitan, saat ditemui di Balaikota, kemarin (6/2). Saat ini, godaan investasi pengelolaan sampah plastik memang sedang banyak-banyaknya masuk ke Pemkot Bogor. Tetapi, berdasarkan kajian dan pemilihan, nampaknya Pemkot Bogor akan memilih perusahaan Plastic Energy asal Inggris. Untuk menjalankan investasi yang akan mengahasilkan keuntungan bagi Pemkot Bogor ini ternyata harus mengorbankan jatah sampah yang akan didapatkan oleh Pemkot Bogor di TPPAS Galuga. Berdasarkan kesepakatan awal, dimana Pemkot Bogor mendapatkan jatah 400 ton per hari, akan diberikan setengahnya kepada Pemerintah Kabupaten Bogor, yang sudah memiliki jatah 500 ton per hari. “Karena Nambo ini ada kemunduran, ya disesuaikan lagi nanti MoU-nya dengan nambo. Artinya ada volume sampah yang dikurangi, kalau tadinya 400 kesepakatan dengan provinsi, ya dikurangi karena kan masih ada volume yang dikirim ke galuga. Nah itu disepakati, pak gubernur minta 7 hari kajiannya,” terang Bima. Politis PAN ini juga tidak menampik kalau langkah yang diambil Pemkot Bogor ini untuk memenuhi kebutuhan sampah plastik di Galuga nantinya. Sebab, berdasarkan data yang diterima oleh Metropolitan, Kota Bogor saat ini memproduksi sampah sekitar 500 sampai 600 ton per harinya. Dimana 90 persen masih didominasi oleh sampah organik. Sehingga kebutuhan sampah plastik untuk memenuhi investasi Plastic Energy akan sangat kurang jika harus dibagi dengan Nambo. Sebab, untuk bisa menghasilkan sebuah bahan bakar yang akan dijual ke pabrik semen atau yang lebih dikenal dengan sebutan RDF, Pemkot Bogor harus menyumbang plastik sampah sebanyak 100 ton setiap harinya ke Galuga. “Karena ini sudah pasti, kami akan memperpanjang kontrak dengan Galuga pada Desember nanti,” jelas Bima. Dengan luas lahan 39 hektare yang ada di TPA Galuga, sambung Bima, untuk membangun Plastic Energy hanya membutuhkan luas 2 hektare saja. Lalu, untuk proses pembangunannya, kemungkinan akan segera dilakukan pertengahan tahun ini. Kerjasama yang akan terjadi pada pertengahan tahun ini, memang sudah terjalin sejak tahun lalu. Hal tersebut dimulai saat Bima Arya dan Ridwan Kamil mengunjungi Inggris pada 21 - 24 Juli 2019. Dalam kunjungan kedua orang ternama di Jawa Barat itu, Head of Regional Outreach Manager British Embassy, Samuel Hayes, mengaku senang bisa menjalin kerja sama dengan Kota Bogor di berbagai bidang, khususnya lingkungan. Ia bahkan sempat membahas sejumlah potensi kerja sama lainnya, meliputi ekonomi dan budaya. ”Intinya, bagaimana Pemerintah Inggris bisa mendukung tujuan pembangunan Kota Bogor melalui program kerja sama ini,” pungkasnya. (dil/c/yok)