METROPOLITAN – Pemerintah Kota Bogor, kembali bertemu dengan Perusahaan asal Prancis Colas Rail, untuk membicarakan lebih lanjut soal konsep penerapan transportasi berbasis rel (trem) di Kota Hujan.
Pertemuan yang berlangsung kemarin pagi di Paseban Narayana, Balai Kota Bogor,setidaknya membahas sejumlah isu pemantapan kebijakan Trem.
Seperti teknis, regulasi dan permasalah finansial pengadaan trem.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengatakan, pada pertemuan tersebut keduanya juga sempat membahas banyak soal teknis pengoprasian trem di Kota Bogor.
Bahkan, pertemuan ini juga sempat menyinggung soal depo (tempat menyimpan trem), jenis trem yang akan digunakan.
“Masalah utamanya Kota Bogor ini tidak punya aset atau lahan yang cukup untuk depo yang membutuhkan luas sekitar 5 hektar. Kalaupun ada harus kita akuisisi dulu harus beli dari orang. Ini yang jadi PR kita saat ini,” katanya saat ditemui awak media, usai pertemuan.
Rencanannya, sambung Dedie, pembangunan depo trem akan berlokasi di kawasan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara.
Lantaran lokasi lahan disana, dinilai strategis dan cocok untuk depo trem.
“Disisi jalan tol daerah Tanah Baru, milik privat. Usulannya sih diatas 5 hektar untuk satu depo,” ujarnya.
Sementara itu, Country Director Colas Indonesia Christophe Chassagnette menilai, secara keseluruhan kerjasama antara pihaknya dengan Pemkot Bogor berjalan mulus sesuai dengan rencana keduanya.
Pihaknya juga mengaku siap, memberikan kajian terbaik untuk pemerintah Kota Bogor, sesuai dengan kondisi demografi Kota Hujan di lapangan.
Serta bagaimana menjawab keinginan Kota Bogor, terkait kajian moda transprtasi anyar ini.
“Intinya kita akan membangun berbagai skema tentang kajian trem ini, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Kota Bogor. Kami juga akan mencoba berbagai opsi, agar nanti hasil kajian bisa didemonstrasikan. Sehingg kita dengan cepat bergerak ke tahap-tahap selanjutnya,” tutupnya. (ogi/c/yok)