METROPOLITAN - Tingginya mobilitas Ojek Online (Ojol) di sejumlah ruas jalan Kota Bogor, kerap kali berujung pada kemacetan dan penumpukan kendaraan. Tak hanya itu, sesekali Ojol juga kerap kali memarkirkan kendaraannya secara sembarang di badan jalan. Hal ini juga yang membuat jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor geram.
Menanggapi hal ini, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengaku, sudah melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak Ojol, untuk membangun tempat penjemputan penumpang.
Pemerintah Kota Bogor dan GoJek sepakat akan segera memulai pembangunan shelter sebagai pick up point penumpang di Jalan Mayor Oking, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor pada akhir Maret ini.
Pembangunan shelter itu dimaksudkan untuk memberi kenyamanan masyarakat yang akan menggunakan layanan jasa transportasi daring di kawasan Stasiun Bogor.
Dengan demikian, aktivitas menaikkan dan menurunkan pelanggan jasa transportasi tersebut menjadi lebih tertib. Serta meminimalisir kemacetan dan penumpukan kendaraan di kawasan tersebut. Pembangunan shelter untuk angkutan online di Jalan Mayor Oking telah dikomunikasikan sejak tahun lalu. Saat ini, pembahasan mengenai pembangunan shelter telah memasuki tahap akhir.
"Pembahasan dengan pihak terkait saat ini sudah masuk ke tahap lanjut. Rencana pembangunan fisik shelter di Jalan Mayor Oking akan dilaksanakan pada akhir Maret ini, sekitar tanggal 20,“ katanya.
Mengenai biaya, shelter tersebut merupakan bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) dari pihak menejemen Ojol, yang nantinya akan menghibahkannya kepada Pemkot Bogor.
"Semua ini dibangun menggunakan dana CSR. Kita coba mengatur, pick up dan drop off bisa di Jalan Mayor Oking, sedangkan di Jalan Paledang hanya untuk menurunkan saja," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo, mengatakan, untuk merealisasikan hal tersebut, kemarin pagi pihaknya sudah melakukan survei lokasi hingga pengukuran.
"Pengukuran ini korelasi untuk pembangunan selter Ojol di akhir Maret ini. Tujuannya untuk membuat titik kumpul Ojol, sekaligus penataan kawasan Mayor Oking, berkenaan dengan transportasi dan parkir," ujarnya.
Untuk suksesi program tersebut, pihaknya juga akan menerapkan sistem putus sinyal, bagi driver ojol yang membandel melakukan penjemputan di luar shelter yang sudah disediakan.
"Jadi nanti di kawasan Paledang akan kita buat agar Ojol tidak bisa narik dengan menghilangkan sinyalnya, konsepnya kaya bandara. Jadi harus di tempat jemput yang sudah di sediakan," paparnya.
Rencananya, luasan shelter sendiri akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Mulai dari 30 meter hingga 40 meter untuk panjang shelter, dengan luas 3 hingga 5 meter. Tak hanya shelter Ojol, Dishub Kota Hujan juga meminta kepada pihak Gojek dan Grab, untuk membantu membuatkan shelter bagi angkutan umum di kawasa Jalan Mayor Oking.
"Jadi selain shelter Ojol kita juga meminta untuk dibangunkan shelter angkutan umum. Jadi biar lebih tertata. Semoga pembangunannya bisa dimulai pada akhir Maret ini," tutupnya. (ogi/b/yok)