METROPOLITAN – Proyek pengerjaan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Sesi IIIA memasuki babak baru. Bukan berdampak baik, pelaksanaan yang belum selesai itu menyisakan polemik di tengah masyarakat. Khususnya pada jalur lintasan di Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Bogor Barat. Bencana ini diduga lantaran kurang sigapnya pelaksana mengurus sodetan kali (saluran air, red) di wilayah itu hingga saluran air Tol BORR yang dibuang ke Kali Angke, menyebabkan banjir di RW 01 dan RW 06. Akibat luapan air hingga setinggi pinggang orang dewasa itu menjadikan kerugian material bagi korban terdampak. Peristiwa ini terjadi saat hujan lebat pada 17 dan 19 Maret 2020. Menyikapi kejadian itu, Ketua Komisi I DPRD Kota Bogor, Safrudin Bima, menegaskan, proyek besar seperti itu seharusnya tidak menimbulkan dampak vital di tengah masyarakat. “Jangan sampai pekerjaan besar dilaksanakan, tapi tidak memikirkan keselamatan masyarakat sekitar,” sesalnya saat dikonfirmasi Metropolitan, kemarin. Dalam waktu dekat, pihaknya (Komisi I, red) akan melakukan rapat untuk membicarakan permasalahan tersebut untuk mencari solusi terbaik. “Kami akan bahas dulu. Yang pasti, kita akan turun ke lapangan untuk melihat langsung dampak yang ditimbulkan,” bebernya. Setelah terhimpun data dan fakta di lapangan, pihaknya akan melayangkan surat teguran ke perusahaan yang menjadi pelaksana proyek Tol BORR Sesi IIIA. “Kita akan input dulu. Apabila benar, kami akan panggil perusahaan untuk dimintai pertanggungjawaban, khususnya bertanggung jawab pada korban terdampak banjir,” katanya. Sementara itu, Lurah Kayumanis, Hapid Supriadi, membenarkan banjir di RW tersebut. Banjir tersebut karena adanya saluran air yang belum diselesaikan pemilik proyek (PT Marga Sarana Jabar/MSJ) dan dari PT Pembangunan Perumahan (PP) sebagai pelaksana proyek tersebut. “Selain saluran air ada tumpukan tanah yang belum dialihkan, sehingga aliran air tertutup dan terbendung. Akibatnya, air meluap ke rumah warga. Ini tepatnya di Kampung Munjul dan Kampung Poncol,” bebernya. Menyikapi bencana tersebut, pihaknya langsung menghubungi pengelola perusahaan agar masalah tersebut bisa diselesaikan. “Karena ini dampaknya pada masyarakat umum, jadi harus segera diatasi,” terangnya. Sebelumnya, warga mengancam akan mengontrog kantor proyek. Seorang warga, Hamid, mengatakan, di tempat tinggalnya tidak pernah banjir. ”Baru kali ini akibat pengerjaan Tol BORR. Ini kejadian terparah. Sebelumnya nggak pernah terjadi. Kami akan datangi kantor proyek. Kami khawatir banjir lagi, karena hujan deras masih turun di Bogor,” terangnya. Sebelumnya, Ketua Ikatan Pemuda Munjul (IPM), Roni Hermawan, mengaku akan menggelar aksi besar-besaran dan meminta proyek tol dihentikan. “Kalau warga kami dan fasilitas umum di sini nggak diganti, kami bakal hentikan proyek itu bersama pemuda dan warga,” ancamnya.(yos/c/yok/py)