Minggu, 21 Desember 2025

Duh... Gegara Corona, THR Lebaran Bisa ’Raib'

- Jumat, 27 Maret 2020 | 11:04 WIB

METROPOLITAN - Mening­katnya jumlah kasus pende­rita virus corona alias Covid-19 di Indonesia, membuat pe­merintah menerapkan kebi­jakan pembatasan kegiatan bagi masyarakat, seperti me­liburkan kegiatan pendidikan hingga PNS yang kini menja­lani Work From Home (WFH) alias kerja di rumah. Namun rupanya pembatasan ini berdampak negatif bagi dunia usaha. Ujung-ujungnya, pengusaha berniat mengurangi Tunjangan Hari Raya (THR) yang biasa diterima karyawan jelang Hari Raya Idul Fitri nanti. Saat pengusaha wajib mengeluarkan THR Lebaran un­tuk karyawan, dunia usaha malah tengah terpukul akibat virus corona yang merajalela. Hal itu diakui Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kabupaten Bogor, Bambang Pria Kusuma.­ Ia tidak menampik adanya rencana mengurangi jumlah nominal THR Lebaran untuk pegawai lantaran dunia usa­ha tengah melesu imbas penyebaran Covid-19. ”Di tengah ancaman resesi eko­nomi, ada pula wabah ini. Jadi double hambatannya,” katanya kepada Metropolitan, kemarin. Menurutnya, saat ini besaran rata-rata produksi pengusaha berkurang karena harus me­liburkan karyawan atau be­kerja di rumah masing-masing. Sehingga ia meminta banyak pihak maklum jika akhirnya ada pengurangan jumlah THR yang diterima. ”Kalau akhirnya ada pengu­rangan, harap dimaklumi. Tapi kami akan mengupaya­kan langkah bipartid, antara pengusaha dengan karyawan biar ada solusi, biar semua sama-sama bisa mengerti demi kepentingan yang lebih besar lagi,” ujarnya. Bambang menambahkan, pengusaha akan bermusya­warah dengan pegawai dalam hal insentif THR tahun ini dalam waktu dekat. Ini demi memberikan penjelasan ke­pada karyawan bahwa kon­disi saat ini sedang sulit dan membutuhkan perjuangan sama-sama untuk tetap ber­tahan. Ia memperkirakan skema jumlah THR mungkin akan terbayarkan 50, 60 atau 80 persen dari nilai yang sudah diatur pemerintah. ”Atau, bahkan bisa jadi akan dibayarkan sekaligus atau dirapel tahun depan atau saat keuangan mulai membaik. Saya yakin karyawan akan memahami kondisi ini. Kun­cinya saling terbuka dan saling mengerti dalam situasi yang sekarang ini. Yang jelas, ini akan kami musyawarahkan,” terangnya. Sementara itu, karyawan pabrik di Cibinong Raya, Da­dang, mengaku belum men­dengar rencana pengurangan jumlah THR Lebaran tahun ini. Namun, ia mengaku ke­beratan jika harus mengalami pengurangan atau malah di­rapel tahun depan. Sebab, kebutuhan karyawan saat Ramadan hingga jelang Le­baran selalu tinggi. Apalagi, pemberian ’bonus’ sudah diatur oleh pemerintah. ”Keberatan lah. Kan kebu­tuhan pasti meningkat saat Lebaran. Apalagi sudah ada aturannya. Kita paham kon­disi usaha sedang lesu karena corona, tapi harusnya ada solusi lain selain mengurangi THR karyawan,” tuturnya. Seperti diketahui, Wakil Ke­tua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Ketenagakerjaan, Anton J Su­pit, mengatakan, tahun ini kemungkinan pengusaha akan kesulitan membayar THR untuk karyawan. Ia tak ingin menyimpulkan apakah THR akan ditiadakan. Yang jelas, saat ini semua tergantung kekuatan perusahaan masing-masing. ”Memang sangat berat. Apa bisa bayar atau tidak kita tidak tahu. Balik lagi ke pengusahanya saja, kita nggak mau satu pihak saja ini usulkan,” katanya. Anton menuturkan, dua usaha sangat terpukul dengan virus corona. Kinerja perusa­haan pun menurun. Pengu­saha dilema. Di sisi lain, THR adalah kewajiban. (ryn/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X