Senin, 22 Desember 2025

Resah Jenazah Covid-19, Warga Minta Lurah Dicopot

- Kamis, 2 April 2020 | 00:30 WIB

METROPOLITAN - Warga Kampung Munjul, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanahsareal, menggalang tanda tangan atas minimnya perhatian kelurahan maupun Pemerintah Kota (pemkot) Bogor kepada warga. Gerakan ini bermula pasca ditetapkannya TPU Kayumanis sebagai lokasi pemakaman khusus jenazah Covid-19 di Kota Bogor hingga membuat masyarakat sekitar resah. Hal ini diperparah dengan minimnya perhatian dari kelurahan terhadap masyarakat, khususnya terkait penanganan dan penyuluhan Covid-19 di kawasan tersebut. Sekitar 200 tanda tangan warga telah terkumpul.  Penggalangan tanda tangan ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan masyarakat lantaran pihak kelurahan tak kunjung menjawab keresahan warga. Ketua DKM Masjid Jami Nurul Ihsan, Ustadz Rudi, mengatakan, permasalahan ini berawal dari tidak adanya sosialisasi dari pihak kelurahan terkait pemakaman korban virus Covid-19 di TPU Kayumanis. Hal ini membuat warga sekitar resah dan takut keluar rumah. Bahkan, penyemprotan disinfektan ini dilakukan secara swadaya tanpa ada bantuan pemerintah. "Kalau sebelumnya ada sosialisasi dari pemerintah, saya yakin warga tidak akan resah bahkan tidak ada yang menolak seperti sekarang. Ini pemerintah kelurahan tidak ada sosialisasi dan malah menyerahkan semua tanggung jawab ke RT dan RW. Itu yang saya sesalkan," kata Rudi. Padahal, sambung dia, warga jika diberikan pemahaman yang tepat dan ada pencegahan seperti penyemprotan pasti tidak akan resah. "Ini sudah seminggu tidak ada aksi nyata dari pemerintah kelurahan. Bagaimana warga tidak kesal. Pemerintah terkait seharusnya bisa mengumumkan persoalan ini di musala atau masjid dengan didampingi RT maupun ketua DKM beserta tenaga medis," terangnya.  "Jangan cuma duduk manis, tapi nggak mau turun ke masyarakat," sambungnya. Senada, Ketua Ikatan Pemuda Munjul (IPM), Roni Hermawan, pemerintah kelurahan seharusnya bergerak cepat. Terlebih, ada dana kelurahan yang jumlahnya ratusan juta setiap tahunnya. "Masa untuk penyemprotan saja tidak bisa. Copot saja itu lurah, kami warga sangat resah," tegasnya. Menurutnya, pengurus kelurahan itu bukan cuma ada lurah, tapi juga ada wakil dan kasi. "Masa untuk sekadar sosialisasi tidak mampu," sesalnya. Menanggapi hal tersebut, Camat Tanahsareal, Asep Kartiwa, mengatakan, pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan perhatian kepada masyarakat, khususnya dalam penanganan Covid-19. Soal perhatian kepada masyarakat, pria yang akrab disapa Aska ini mengaku sudah menginstruksikan Pemerintah Kelurahan Kayumanis untuk mengakomodasi keinginan masyarakat. "Saya sudah perintahkan kelurahan untuk hal ini," kata orang nomor wahid di Kecamatan Tanahsareal itu. Pada prinsipnya, sambung Aska, pihak kecamatan sudah menginstruksikan seluruh jajaran kelurahan untuk sosialisasi secara masif di masing-masing wilayahnya. "Kalau sosialisasi sudah dilakukan. Saya kumpulkan semua lurah untuk sosialisasi ke seluruh RT, RW," ujarnya. Ia beranggapan apa yang terjadi di sana lantaran minimnya komunikasi, baik antarwarga dengan RT dan RW maupun warga dengan pihak kelurahan. "Kita kan tidak bisa sosialisasi dalam massa yang banyak, makanya kita hanya undang RT dan RW. Mungkin informasinya belum sampai secara menyeluruh," terangnya. Aska mengaku akan kembali menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat. "Mungkin pihak kelurahan tidak bisa maksimal dalam memfasilitasi, tapi sudah kita upayakan," ujarnya. Seperti diberitakan, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengaku akan memperhatikan nasib masyarakat di kawasan TPU Kayumanis. Minimnya penyuluhan dan penyemprotan disinfektan dipastikan tidak akan terulang. Ia juga akan menginstruksikan jajaran pemerintah wilayah untuk terus memantau dan memperhatikan masyarakat. Terlebih masyarakat di kawasan TPU. "Saya akan perhatikan masyarakat di sana," pungkasnya. (ogi/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X