METROPOLITAN - Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor, Kota dan Kabupaten Bekasi hingga Kota Depok sepakat mengusulkan penghentian sementara operasional moda transportasi massal commuter line selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Rabu (15/4). Hal tersebut disepakati kelimanya saat menggelar video conference bersama pada Senin (13/4). ”Tadi k i t a berkoordinasi soal penerapan PSBB. Kita semua sepakat meniadakan sementara operasional KRL commuter line selama masa PSBB diberlakukan di Bodebek ini. Atau selama 14 hari ke depan,” kata Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rahim. Ia menilai, para penumpang commuter line memiliki risiko besar terpapar Covid-19 dan menjadi salah satu media risiko penyebaran virus corona. Terlebih saat lima daerah ini (Bodebek, red) melaksanakan PSBB serentak hari ini, Rabu (15/4). ”Tujuannya, menyelamatkan jiwa manusia agar tidak terpapar Covid-19. Itu saja dulu. Kenapa harus ditutup, karena risikonya terlalu bebas, dengan pengendalian saat ini yang lemah kita tidak bisa menjamin bahwa pembatasan social distancing di dalam kereta bisa terwujud. Buktinya terjadi penumpukan penumpang,” jelasnya. Dedie pun meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengevaluasi kembali aktivitas perkantoran dan perusahaan yang masih mempekerjakan karyawannya di tengah wabah Covid-19. ”Pemerintah harus betul-betul mengawasi bidang-bidang apa saja yang masih beroperasi di Jakarta. Kalau ini bisa dipetakan atau ada langkah tegas, maka mobilitas warga ke Jakarta bisa ditekan lebih maksimal,” ungkapnya. Jika nantinya commuter line tidak bisa dilakukan penutupan secara penuh, sambung Dedie, maka para kepala daerah bisa memberikan alternatif pilihan, yakni pembatasan jam operasional commuter line saat jam kerja. ”Kalau tidak bisa, kami mengusulkan agar commuter line beroperasi bukan pada jam kerja. Misalnya jam operasional kereta hanya dari jam 11 sampai 2 siang. Ini supaya tidak terjadi penumpukan penumpang di Stasiun Bogor. Keluhan itu juga terjadi di stasiun lain. Karena sulit bagi kami menerapkan sosial distancing di dalam transportasi kereta, jika tidak dibarengi kebijakan dari pihak commuter line sendiri,” bebernya. Dedie menambahkan, usulan itu dalam waktu dekat akan dituangkan dalam surat resmi kepada gubernur Jakarta, gubernur Jawa Barat dan Kementerian Perhubungan, PT KAI dan PT KCI. ”Semua ini agar tujuan social distancing yang sudah menelan biaya dan pengorbanan besar tidak sia-sia. Kita semua tentu ingin wabah ini cepat berlalu. Jadi, kita semua berharap semua pihak bisa ikut ambil bagian masing-masing. Minimal mendukung kebijakan dan keputusan pemerintah daerah demi kepentingan bersama,” paparnya. Sementara itu, VP Corporate Communication KCI, Anne Purba, mengaku belum bisa memberikan komentar apa pun mengenai rekomendasi dan masukan dari kelima kepala daerah tersebut. Ia masih melaksanakan kajian internal untuk memutuskan langkah apa yang akan diambil. ”Jika ada (keputusan, red) nanti kita update,” katanya singkat. (ogi/c/yok/py)