Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sudah menganggarkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk tanggap bencana Covid-19 dan bencana alam sebesar Rp477 miliar. Sekitar Rp191 miliar di antaranya dialokasikan untuk bidang kesehatan, termasuk tenaga medis yang ikut andil penanganan Covid-19 yang jumlahnya tak kurang dari 4.200 orang. JUMLAH itu untuk seluruh tenaga medis penanganan Covid-19, baik yang bertugas di RS hingga puskesmas se- Kabupaten Bogor. Sehari sebelum pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemkab Bogor memastikan kebijakan alokasi itu belum mengalami perubahan. ”Untuk sekarang angkanya masih sama. Memang nanti kita lihat lagi. Kalau misalnya dibutuhkan lebih, ya kita upayakan. Tapi, kita maksimalkan yang penganggaran itu dulu lah,” terang Bupati Bogor, Ade Yasin (AY), kepada Metropolitan di DPRD Kabupaten Bogor, Selasa (14/4). Sebab, sambung AY, mempertanggungjawabkan alokasi dana yang sudah dianggarkan pun sudah berat. Sehingga ia ingin memaksimalkan anggaran yang sudah dialokasikan dulu ketimbang buru-buru menambah anggaran tanpa pertimbangan yang jelas. ”Kita maksimalkan yang sudah dianggarkan dulu. Kan pertanggungjawaban dari yang itu saja juga berat,” terangnya. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, dr Kusnadi, menjabarkan, total tenaga medis yang terlibat dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Bogor kurang lebih 4.200 orang. Terdiri dari 2.282 tenaga medis yang bertugas di 30 RS se-Kabupaten Bogor. Mulai dari dokter, perawat, dokter gigi dan paramedis. Sedangkan untuk tenaga kesehatan yang bertugas selain di RS, berkisar antara 1.918 orang di 101 tingkat pelayanan puskesmas. Terdiri dari dokter 204 orang, perawat 420 orang, dokter gigi 65 orang, analis laboratorium 31 orang, apoteker 27 orang, petugas gizi, sanitarian 32 orang dan bidan 894 orang. ”Itu untuk tenaga kesehatan non-RS, yang di tingkat pelayanan PKM. Itu semua baik medis, yakni dokter dan dokter gigi. Sisanya paramedis,” paparnya. Terpisah, Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah, pernah menjelaskan, anggaran Rp191 miliar dialokasikan untuk bidang kesehatan. Di antaranya pemberian insentif untuk dokter, perawat dan tenaga medis lain yang menangani pasien Covid-19 selama tiga bulan. ”Kalau berapa-berapanya per orang, nanti kita tunggu petunjuk Kemenkes dulu,” ujarnya. Selain itu, tambah dia, alokasi tersebut disebut untuk pembelian alat-alat kesehatan, seperti Alat Pelindung Diri (APD), ventilator, kebutuhan ruang isolasi dan peralatan kesehatan menghadapi Covid-19. Lalu untuk pembangunan RS darurat bila dibutuhkan. ”Di bidang sosial dan ekonomi ada Rp193 miliar untuk pemberian bantuan sembako dan cadangan pangan sejumlah 209.994 KK, terdiri dari keluarga miskin yang tidak menerima program PKH dan non-PKH dari Kemensos. Ditambah perkiraan keluarga miskin baru dan jatuh miskin lagi (jamila) selama 3 bulan. Lalu, disinfektan di zona merah dan APD petugas lapangan dan kedaruratan serta bansos tidak terencana karena bencana alam dan lainnya,” bebernya. Terakhir, sambung dia, bidang bencana alam sebesar Rp93 miliar untuk air bersih, jalan dan jembatan, ruang kelas/SD dan SMP, Huntap di Sukajaya dan Cigudeg, Huntara di Sukajaya, Nanggung dan Cigudeg. ”Lalu perbaikan rumah rusak sedang dan berat,” pungkas kepala Bappedalitbang itu. (ryn/c/ yok/py)