Senin, 22 Desember 2025

Warga Bogor Mendadak Jadi ‘Pengemis’

- Senin, 20 April 2020 | 11:41 WIB

Pandemi virus corona alias Covid-19 nampaknya sudah benar-benar membuat kehidupan masyarakat berantakan. Penghasilan yang berkurang, membuat warga Bogor terpaksa menjadi pengemis dadakan. Mereka sengaja berdiam diri di pinggir jalan menanti bantuan yang diberikan pengguna jalan. PANTAUAN Metropolitan sejak Jumat (17/4), Jalan Pa­jajaran, Ahmad Yani dan sekitaran Merdeka menjadi titik episentrum berkumpul­nya warga yang mengharap­kan bantuan. Bahkan pada malam hari, mereka beristi­rahat di emperan toko sekitar Jalan Merdeka.Siang harinya, Jalan Pajajaran selalu men­jadi titik dibagikannya sem­bako dan berkumpulnya para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sejauh ini tidak ada petugas yang mengamankan situasi di lapangan saat adanya pem­bagian sembako yang dila­kukan para dermawan. ”Mau gimana lagi, kerjaan sekarang saya nggak punya. Sementara di rumah harus dikasih makan. Terpaksa saya keluar rumah menunggu ada yang ngasih bantuan,” terang warga Kebonkopi, Syamsudin (56). ”(bantuan pemerintah, red) Tapi sampai sekarang belum ada bantuan. Kita ber­harap pemerintah segera memberikan bantuan ke kita. Kalau gini terus, kita ng­gak tahu harus makan apa,” ujar kuli bangunan itu. Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor, Anggraeny Is­wara, menjelaskan, feno­mena pengemis dadakan belum terpantau. Meski be­gitu, penjangkauan di titik-titik rawan penumpukan PMKS terus digencarkan. ”Untuk jangkauan setiap hari kami lakukan, seperti di pintu tol exit Baranangsiang,” katanya. Selain itu, sambung Ang­graeny, Dinas Sosial (Dinsos) juga memiliki rumah singgah yang digunakan untuk me­nampung para PMKS selama masa PSBB. Para PMKS di Kota Bogor akan terus dip­erhatikan. ”Ada baiknya kalau kegia­tan sosial yang dilakukan para dermawan ini tidak mengundang banyak keru­munan, apalagi PMKS. Jadi, kalau bisa terpadu ke Dinsos. Itu lebih baik,” ujarnya. Hal senada diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim. Ia mengimbau para dermawan bisa mem­bagikan bantuan dengan bijaksana. ”Bantuan ini jangan disebarkan di pinggir jalan, di jalan raya, jangan. Seba­gaimana kita ketahui, di mana yang paling membu­tuhkan adalah para lansia yang tidak berdaya, difabel, kemudian mereka yang ada di pemukiman padat pendu­duk,” jelasnya. Untuk itu, Dedie menyarankan setiap dermawan yang akan meny­alurkan bantuan bisa men­distribusikannya melalui Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor. ”Kalau menurut saya, kalau didistribusikan lebih tepat ya ke gugus tugas. Sebab, gugus tugas ini pendistribu­siannya hanya kepada me­reka yang betul-betul mem­butuhkan. Misalkan, tua renta, tidak berdaya dan perlu makan. Nanti yang kita punya di cadangan lo­gistik ini akan kita distribu­sikan. Artinya, jangan menga­da-ngada karena di kita ini juga jumlahnya terbatas,” bebernya. Atau, Dedie menyarankan para dermawan bisa berkoor­dinasi dengan RT atau RW di wilayah padat penduduk. Atau bisa juga berkoordinasi dengan kecamatan ataupun kelurahan untuk mendistribusikan ban­tuan tersebut. ”Jadi, kita sama-sama sekaligus memperhati­kan dan menjaga jarak aman bagi masyarakat,” pungkasnya. (dil/c/rez/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X