Pandemi virus corona alias Covid-19 nampaknya sudah benar-benar membuat kehidupan masyarakat berantakan. Penghasilan yang berkurang, membuat warga Bogor terpaksa menjadi pengemis dadakan. Mereka sengaja berdiam diri di pinggir jalan menanti bantuan yang diberikan pengguna jalan. PANTAUAN Metropolitan sejak Jumat (17/4), Jalan Pajajaran, Ahmad Yani dan sekitaran Merdeka menjadi titik episentrum berkumpulnya warga yang mengharapkan bantuan. Bahkan pada malam hari, mereka beristirahat di emperan toko sekitar Jalan Merdeka.Siang harinya, Jalan Pajajaran selalu menjadi titik dibagikannya sembako dan berkumpulnya para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sejauh ini tidak ada petugas yang mengamankan situasi di lapangan saat adanya pembagian sembako yang dilakukan para dermawan. ”Mau gimana lagi, kerjaan sekarang saya nggak punya. Sementara di rumah harus dikasih makan. Terpaksa saya keluar rumah menunggu ada yang ngasih bantuan,” terang warga Kebonkopi, Syamsudin (56). ”(bantuan pemerintah, red) Tapi sampai sekarang belum ada bantuan. Kita berharap pemerintah segera memberikan bantuan ke kita. Kalau gini terus, kita nggak tahu harus makan apa,” ujar kuli bangunan itu. Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor, Anggraeny Iswara, menjelaskan, fenomena pengemis dadakan belum terpantau. Meski begitu, penjangkauan di titik-titik rawan penumpukan PMKS terus digencarkan. ”Untuk jangkauan setiap hari kami lakukan, seperti di pintu tol exit Baranangsiang,” katanya. Selain itu, sambung Anggraeny, Dinas Sosial (Dinsos) juga memiliki rumah singgah yang digunakan untuk menampung para PMKS selama masa PSBB. Para PMKS di Kota Bogor akan terus diperhatikan. ”Ada baiknya kalau kegiatan sosial yang dilakukan para dermawan ini tidak mengundang banyak kerumunan, apalagi PMKS. Jadi, kalau bisa terpadu ke Dinsos. Itu lebih baik,” ujarnya. Hal senada diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim. Ia mengimbau para dermawan bisa membagikan bantuan dengan bijaksana. ”Bantuan ini jangan disebarkan di pinggir jalan, di jalan raya, jangan. Sebagaimana kita ketahui, di mana yang paling membutuhkan adalah para lansia yang tidak berdaya, difabel, kemudian mereka yang ada di pemukiman padat penduduk,” jelasnya. Untuk itu, Dedie menyarankan setiap dermawan yang akan menyalurkan bantuan bisa mendistribusikannya melalui Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor. ”Kalau menurut saya, kalau didistribusikan lebih tepat ya ke gugus tugas. Sebab, gugus tugas ini pendistribusiannya hanya kepada mereka yang betul-betul membutuhkan. Misalkan, tua renta, tidak berdaya dan perlu makan. Nanti yang kita punya di cadangan logistik ini akan kita distribusikan. Artinya, jangan mengada-ngada karena di kita ini juga jumlahnya terbatas,” bebernya. Atau, Dedie menyarankan para dermawan bisa berkoordinasi dengan RT atau RW di wilayah padat penduduk. Atau bisa juga berkoordinasi dengan kecamatan ataupun kelurahan untuk mendistribusikan bantuan tersebut. ”Jadi, kita sama-sama sekaligus memperhatikan dan menjaga jarak aman bagi masyarakat,” pungkasnya. (dil/c/rez/py)