METROPOLITAN - Hampir sepekan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bogor sudah diterapkan. Meski belum maksimal, dampak positif PSBB sedikit demi sedikit mulai terlihat. Salah satunya penurunan mobilitas masyarakat yang menggunakan transportasi angkutan umum. Direktur Prasarana pada Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Edi Nursalam, mengatakan, salah satu instrumen untuk mengetahui keberhasilan PSBB, yakni dengan melihat jumlah masyarakat pengguna jasa transportasi, seperti KRL commuter line, angkutan umum, bus dan moda transportasi lainnya. ”PSBB itu kan salah satu tujuan utamanya adalah untuk menekan dan mengurangi mobilitas masyarakat. Mobilitas masyarakat kan bisa kita ukur. Salah satunya dengan melihat lonjakan atau penurunan penumpang. Kalau jumlah penumpang per hari menurun, berarti mobilitas juga menurun. Artinya, PSBB cukup berhasil,” terangnya. Berdasarkan laporan yang diterimanya saat berkunjung ke Stasiun Bogor kemarin, tidak ada penumpukan dan antrean panjang di stasiun. Menurut data yang diterimanya, sejak diberlakukannya PSBB di Jabodetabek, jumlah penumpang KRL commuter line menurun hingga 80 persen setiap harinya. ”Target PSBB ini salah satu tujuannya untuk mengurangi pergerakan orang. Kalau melihat kondisi seperti ini hasilnya cukup baik. Kalau jumlah penumpang menurun, artinya mobilitas warga berkurang dan kemungkinan PSBB bisa berbuah baik, seperti yang kita harapkan,” ujarnya. Sementara itu, Direktur Utama PT KCI, Wiwik Widayanti, mengatakan, sejak pandemi Covid-19, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat jumlah pengguna telah berkurang 70 persen lebih. Dari sebelumnya 900 ribu hingga 1,1 juta pengguna per hari, kini menjadi hanya sekitar 220 ribu pengguna. Dari data dua pekan terakhir, jumlah pengguna KRL berkurang drastis pada waktu-waktu tertentu, khususnya waktu sibuk, antara pukul 10:00-15:00 WIB dan setelah pukul 20:00 WIB. ”Atas dasar perubahan mobilitas pengguna, jam operasional kembali kami sesuaikan. Kami juga berusaha mendukung kebijakan pemerintah dengan menyesuaikan kebijakan internal. Bahkan, kami menerapkan kebijakan lainnya, seperti pelayanan pengembalian tiket mudik 100 persen, pengurangan jam operasional, pengurangan perjalanan dan kebijakan lainnya,” bebernya. Tak hanya itu, pihaknya juga meminta kerja sama seluruh pengguna KRL untuk mengikuti protokol mencegah penyebaran Covid-19 di transportasi publik seperti KRL. ”Tetap ikuti dan patuhi regulasi pemerintah, seperti mengikuti prosedur cek suhu tubuh, mencuci tangan di tempat yang disediakan serta menjaga jarak dengan penumpang lain,” pungkasnya. (ogi/b/rez/py)