METROPOLITAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana mengajukan kembali penyediaan alat rapid test ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Pengajuan dilakukan mengingat salah satu faktor agar pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bisa maksimal adalah dengan dilakukannya tes massal kepada warga. Tujuannya adalah pemetaan penyebaran virus corona. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengatakan, saat ini rapid test kit yang tersisa di Kota Bogor hanya ada 179 buah. Maka dari itu, pihaknya mengajukan kembali tambahan 700 alat rapid test kit ke provinsi. ”Sedang kita ajukan. Tujuannya agar seluruhnya dilakukan kembali rapid test dalam waktu dekat,” katanya. Menurutnya, di Kota Bogor sejauh ini pemetaan penyebaran virus corona melalui rapid test sudah dilakukan kepada 1.621 orang, dengan 42 di antaranya menunjukkan hasil positif. ”Hasil positif dilanjutkan dengan swab test yang hasilnya dipublikasi harian,” kata Dedie, kemarin. Sekadar diketahui, baru-baru ini Pemkot Bogor melaksanakan Rapid Test massal keempat kalinya di GOR Pajajaran. Dari 300 warga yang diundang untuk mengikuti rapid test, ternyata hanya 172 yang hadir. Dari hasil pengujian, ditemukan tiga di antaranya dinyatakan positif. ”Tapi, mereka masih harus melakukan swab test lagi agar lebih akurat,” imbuh Dedie, seraya menambahkan, mereka yang hadir kemarin merupakan orang-orang dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP). Sejauh ini, sambung Dedie, pemetaan penyebaran virus corona di Kota Bogor tercatat sebanyak 49 pasien berstatus positif. Lalu untuk PDP berjumlah 82 orang, ODP berjumlah 250 orang serta OTG berjumlah 44 orang. (dil/b/rez/ py)