METROPOLITAN - Komisi II DPRD Kabupaten Bogor meminta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Bumi Tegar Beriman menghemat anggaran yang ada. Sebab, adanya pandemi Covid-19 ditengarai bakal menurunkan realisasi pendapatan daerah tahun ini. Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bogor, Leo Hananto Wibowo, menilai, potensi penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor tahun ini bisa mencapai 30 persen, jika saja wabah Covid-19 belum pergi hingga Agustus. Bahkan, jika belum juga selesai lebih dari Agustus 2020, maka potensi penurunan pendapatan bakal lebih tinggi. Hal itu, sambung Leo, mengingat sejak mewabahnya Covid-19 hingga diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), banyak restoran, hotel dan mal di Kabupaten Bogor yang terpaksa tutup dan tidak beroperasi. Padahal, pajak dari sektor tersebut merupakan penyumbang PAD terbanyak. "Penurunan itu tergantung sampai bulan apa wabah Covid-19 bisa mereda. Kalau sampai Agustus 2020, maka PAD bisa turun sekitar 30 persen. Kalau lewat dari Agustus bisa lebih banyak lagi penurunannya," katanya kepada Metropolitan, kemarin. "Penyumbang PAD terbanyak berasal dari berbagai lini usaha. Pertama, pajak restoran. Kedua, hotel dan mal. Pada situasi sekarang banyak restoran dan hotel serta mal di Kabupaten Bogor yang terpaksa tutup," sambungnya. Untuk itu, ia meminta sektor BUMD di Bumi Tegar Beriman menghemat anggaran yang ada. Apalagi, pasti terkena imbas corona secara ekonomi. Ini harus bisa diantisipasi lantaran penurunan pendapatan terjadi di level nasional. "Pasti ada penurunan pendapatan di situ. Menurut pemerintah pusat juga secara nasional akan mengalami penurunan sektor pertumbuhan ekonominya. Kiat-kiatnya paling berhemat lah untuk BUMD, penggunaan dana untuk hal yang sangat-sangat penting saja dan harus ada efisiensi," ujarnya. Politisi Partai Demokrat itu berharap, tahun depan ada program khusus dari pemerintah pusat terkait sektor pariwisata di Indonesia. "Kita mungkin bisa bangkit lagi dari pariwisata," ujar Leo. Sementara itu, Direktur Umum (Dirum) PT Sayaga Wisata, Aminudin, menuturkan, selama pandemi Covid-19 hingga pemberlakuan PSBB di Kabupaten Bogor, karyawan operasional di kantor sementara diliburkan sampai situasi normal. Termasuk tempat wisata yang dibawahi PT Sayaga Wisata, seperti Tirta Sayaga Ciseeng, pun tutup sementara waktu. Ia pun membenarkan ada upaya dari Komisi II agar BUMD mengencangkan ikat pinggang demi keberlangsungan perusahaan. "Itu tentu ya. Kan tidak ada pandemi Covid-19 juga kita selalu diminta hemat. Jadi nggak ada problem. Nah, kalau Tirta Sayaga, sejak itu sudah tutup. Karyawan piket ada, kebersihan hingga sekuriti. Ya hanya tertentu yang masuk. Karena pada off, itu mungkin mengurangi pengeluaran operasional. Kalau jelang puasa, biasanya agak sepi," bebernya. (ryn/b/rez/py)