METROPOLITAN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor mencatat jumlah produksi sampah di wilayah Bumi Tegar Beriman meningkat sejak pandemi Covid-19. Tercatat, volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga tembus hingga 15.383 ton pada April 2020. Jumlah produksi sampah warga Kabupaten Bogor yang terangkut ke TPA Galuga sejak awal tahun sebenarnya mengalami naik-turun. Pada Januari, jumlah sampah yang terangkut mencapai 16.666 ton yang terkumpul dari tujuh Unit Pelayanan Terpadu (UPT), DLH dan pasar-pasar di bawah PD Pasar Tohaga. ”Peningkatan bulan itu terjadi karena ada opsih setelah banjir di Bojongkulur. Jadi yang terangkut sekitar 16 ribuan ton sampah,” terang Sekretaris DLH Kabupaten Bogor, Anwar Anggana, Minggu (3/5). Pada Februari, sambung Anwar, terjadi penurunan jumlah sampah sekitar 2.147 ton atau turun menjadi 14.519,12 ton sampah. Memasuki Maret, di mana mulai mewabahnya Covid-19 di Kabupaten Bogor, jumlah produksi sampah kembali mengalami kenaikan 712,57 ton menjadi 15.231 ton sampah. Ia mengakui jumlah sampah bertambah sejak masa pandemi Covid-19 plus saat penerapan PSBB yang diiringi kebijakan pelarangan mudik jelang Lebaran. ”Adanya PSBB. Pelayanan kebersihan tetap berjalan dengan tidak mengurangi jam kerja. Kita lihat tonase sampah malah bertambah ya. Maret jumlahnya sekitar 15.231 ton, naik 712-an ton dibanding bulan sebelumnya,” terang mantan sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor itu. Sementara untuk jumlah produksi sampah warga Kabupaten Bogor pada April 2020, tambah dia, pihaknya masih melakukan penghitungan dan belum ada rekapitulasi secara utuh. Hanya saja, pihaknya memperkirakan jumlah sampah April lalu bakal meningkat dibanding bulan sebelumnya sekitar satu persen. Jika dihitung membandingkan dengan jumlah sampah pada Maret sekitar 15.231 ton sampah, dengan asumsi kenaikan jumlah satu persen, maka diperkirakan ada kenaikan jumlah sampah 152,3 ton atau meningkat menjadi 15.383 ton sampah. ”Selama Work From Home (WFH) dan PSBB, tonase sampah April tak jauh berbeda dengan Maret. Diasumsikan naik sekitar satu persen,” paparnya. Ia mengakui DLH termasuk salah satu dinas yang harus bekerja normal daripada OPD lainnya. Meski begitu, operasional pekerjaan pegawai tetap dilakukan dengan sistem sif. Selama PSBB dan WFH, tak kurang dari 230 truk pengangkut sampah tetap mengaspal dengan kurang lebih 1.500 pegawai secara bergiliran. ”Kalau armada dan petugas selama PSBB dan WFH, kira-kira 230 kendaraan, dengan jumlah pesapon, sopir, kernet, mekanik kurang lebih 1.500 pegawai,” ungkapnya. Sejak awal tahun, sambung Anwar, UPT Pengelolaan Sampah I Cibinong selalu ’menyumbang’ jumlah sampah lebih banyak dibanding delapan unit kerja lainnya. Produksi sampah di wilayah ibu kota Cibinong Raya rata-rata 5.500-6.000-an ton sampah per bulannya. Disusul UPT Pengelolaan Sampah III Ciawi dengan rata-rata jumlah produksi sampah sekitar 1.900- 2.100-an ton sampah per bulannya. (ryn/c/rez/py)