Masih ramainya pengunjung Pasar Bogor mengundang perhatian Badan Intelijen Negara (BIN). Mereka bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggelar Rapid Test massal di Jalan Bata, Suryakencana, Kecamatan Bogor Tengah, kemarin. Dari 500 masyarakat yang dilakukan tes, satu di antaranya dinyatakan positif reaktif Covid-19. KEPALA Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, satu orang reaktif itu langsung dipisahkan petugas untuk dilakukan pengecekan Swab Tes. ”Dari laporan yang kami terima, satu orang dinyatakan positif reaktif dan langsung kami pisahkan untuk dilakukan Swab Tes. Untuk hasilnya bisa diketahui lima hingga satu pekan ke depan,” terangnya. Sementara itu, Staf Khusus Kepala BIN, Mayor Jenderal (Purn) Neno Hermiano, menjelaskan, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya membantu pemerintah dalam mempercepat penanganan wabah Covid-19. Kegiatan tersebut merupakan instruksi langsung dari Kepala BIN, Jenderal Pol (Purn) Prof Dr Budi Gunawan, untuk memutus mata rantai Covid-19 di Indonesia. Sebanyak 500 pengunjung dan pedagang Pasar Bogor diperiksa secara acak oleh petugas. ”Jadi, semua kita cek menggunakan Rapid Test. Kalau ada yang menunjukkan hasil reaktif positif langsung kami pisahkan, kami data dan kami lakukan tes Swab,” katanya. Dalam kesempatan itu, BIN mengerahkan dua Mobile Laboratory dan menggunakan alat canggih berupa Helm Thermal KC Wearable yang dapat mendeteksi suhu tubuh peserta Rapid Test hingga jarak 10 meter. ”Di sini juga kami kenalkan teknologi terbaru, yakni Helm Thermal KC Wearble. Jadi, petugas tak perlu ada kontak fisik dengan peserta Rapid Test. Jika kita menggunakan helm ini, dari jarak 10 meter kita sudah bisa tahu suhu tubuh seseorang,” bebernya. Terpisah, Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengatakan, penanganan Covid-19 sangat tergantung seberapa masifnya pemerintah melaksanakan serangkaian tes, baik itu Rapid Test maupun tes Swab. ”PSBB tidak akan ada artinya kalau tidak diimbangi tes massal. Rapid juga tidak bisa berdiri sendiri, karena validasinya tidak seakurat Swab. Kedua tes ini tidak ada artinya kalau hasil yang kita terima lama. Maka dari itu, semua harus berbarengan, seirama dan serentak,” jelas Bima. Orang nomor wahid di Kota Bogor ini mengaku akan menggalakkan kegiatan serupa untuk memutus dan memetakan penyebaran Covid-19 di Kota Bogor. ”Atas nama Pemkot Bogor, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mau menggelar tes Covid-19 ini,” tuturnya. (ogi/c/rez/py)