METROPOLITAN — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mulai mempercantik kawasan Pedati dan Lawangsaketeng, Kecamatan Bogor Tengah, kemarin. Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) berjualan kembali di pinggir jalan usai direlokasi ke dalam Pasar Bogor. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengatakan, normalisasi ini merupakan langkah awal yang diambil, sebelum tahun depan kawasan itu bakal dipercantik menggunakan bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. “Normalisasi saluran air seharusnya sudah dilakukan sejak beberapa pekan lalu. Tapi akhirnya harus tertunda, karena diokupansi ke penertiban PKL. Pekerjaan ini merupakan kegiatan dari pos pemeliharaan rutin Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR),” katanya. Menurutnya, saluran air paling parah ada pada saluran Cibalok dan anak sungai serta saluran air di sekelilingnya. Di mana saluran yang mengalir dari Sungai Cibalok. ”Saluran air di Suryakencana itu kan tersumbat, jadi ini akan kita normalisasi hingga Sungai Cipakancilan. Kedua, kita akan petakan Sungai Cibalok, karena sungai ini masuk salah satu cagar budaya Kota Bogor. Jadi, tugas kita bagaimana menjaga cagar budaya kembali seperti semula,” bebernya. “Kita juga akan berkoordinasi dengan PSDA Provinsi Jawa Barat. Sebab, untuk Sungai Cibalok berada di bawah pengendalian mereka,” sambungnya. Dedie juga meminta pasca-penertiban dan penataan ini, Perusahaan Umum Daerah Pasar Pakuan Jaya (Perumda PPJ) bisa menjaga dan mengakomodasi PKL di kawasan tersebut. ”Saya berharap Perumda PPJ bisa mengakomodasi semua PKL yang selama ini mengokupansi jalan dan saluran air di Suryakencana agar bisa masuk ke dalam pasar. Artinya, program kita adalah untuk mengangkat marwah PKL,” pintanya. Sementara itu, Direktur Utama Perumda PPJ Kota Bogor, Muzakir, mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan 696 tempat bagi PKL di Jalan Pedati dan Lawangsaketeng di Plaza Bogor. ”Kami menyiapkan tempat di lantai tiga Plaza Bogor sebanyak 473. Sisanya akan kita sebar berdasarkan komoditi masing-masing. Seperti pakaian akan masuk di lantai satu dan dua. Lalu, buah, sayur dan daging kita tempatkan sesuai komoditinya. Insya Allah, 696 PKL bisa kita tampung semua dalam pasar,” kata Muzakir. Selain itu, Perumda PPJ Kota Bogor juga memberikan keringanan untuk PKL dengan tidak mengenakan biaya sewa kios pasar dan hanya mengenakan iuran kebersihan dan keamanan. ”Pas mereka masuk langsung kita hitung, tapi yang kita berlakukan hanya tarif kebersihan dan keamanan sebesar Rp150.000 per bulan dan itu bisa dicicil dengan pembayaran harian. Jadi, daripada mereka berjualan di pinggir jalan mending di dalam pasar karena iurannya lebih murah,” bebernya. Tak hanya itu, pihaknya juga berkomitmen membantu menyosialisasikannya kepada masyarakat dengan memberikan informasi kepindahan pedagang ke dalam pasar. ”Memang pedagang sempat takut sepi pembeli. Jadi, kita berikan pemahaman. Kita juga akan bantu menyosialisasikannya kepada masyarakat dengan memberikan spanduk informasi dan pemberitahuan,” ujarnya. (ogi/b/rez/py)