Senin, 22 Desember 2025

Fahmi: Saya tidak Pernah Mimpi Jadi Sekda

- Rabu, 10 Juni 2020 | 10:03 WIB

METROPOLITAN – Pergantian jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor sudah ramai dibicarakan terutama di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Sederet nama sudah digadang-gadang bakal menduduki jabatan sekda yang dalam waktu dekat akan ditinggalkan Ade Sarip Hidayat karena memasuki masa purnabakti. Tak kurang dari lima nama dinilai pantas menduduki kursi sekda Kota Bogor. Di antaranya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Hanafi, asisten Pemerintahan Irwan Riyanto dan asisten Sosial Kemasyarakatan Dod­dy Achadiat. Lalu, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pin­tu (DPMPTSP) Firdaus dan Kepala Badan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Denny Mulyadi yang disebut-sebut bakal dipercaya Wali Kota Bogor Bima Arya menduduki sekda. Begitu juga dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fahrudin atau akrab disapa Fahmi yang namanya bela­kangan masuk bursa sekda Kota Bogor lantaran memi­liki penilaian lebih dari be­berapa nama sebelumnya. Namun, Fahmi menampik jika dirinya turut masuk dalam bursa sekda Kota Bogor. “Waduh, saya mah mimpi juga tidak pernah untuk men­duduki jabatan sekretaris daerah, ngurus pendidikan saja saya sudah kewalahan, apalagi ngurusi birokrasi, saya pasti tidak sanggup,” ujarnya kepada Metropolitan. Meski demikian, tak menutup kemungkinan Fahmi akan melenggang untuk menem­pati singgasana kursi sekda Kota Bogor. Selain memiliki historis khusus dengan wali kota Bogor, sederet nama yang pernah menduduki jabatan sekda berasal dari lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bogor. Mereka adalah Bambang Gu­nawan, Aim Halim Hermana dan Ade Sarip Hidayat. Dengan demikian, nama Fahmi kian melejit sebagai bakal calon sekda Kota Bogor. “Jangan karena beberapa pejabat sekda berasal dari Di­nas Pendidikan, kemudian saya digadang-gadang juga akan menjadi sekda. Saya ini orang pendidikan, makanya saya diberi kepercayaan wali kota Bogor untuk mengurusi pen­didikan. Kalau jadi sekda ilmu saya belum cukup untuk men­gurusi birokrat,” tuturnya. Awalnya dirinya tak pernah bermimpi menjadi kepala Dinas Pendidikan. Namun kehendak Allah lain. Fahmi yang awalnya guru SMA Ne­geri 1 diangkat menjadi ke­pala SMA Negeri 10. Lalu, ia dipindah menjadi kepala SMA Negeri 3 kemudian dipercaya sebagai sekretaris Dinas Pen­didikan dan sekarang saya diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai kepala Di­nas Pendidikan. “Itu kan Allah yang berke­hendak. Maka jika Allah sudah berkehendak, saya juga tidak bisa menolak,” pungkasnya. (ber/ar/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X