Senin, 22 Desember 2025

Pasarkan Produk UKM Bogor saat Pandemi

- Jumat, 12 Juni 2020 | 08:54 WIB

Setelah diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi, aktivitas warga Kota Bogor berangsur normal. Seperti di sudut Kota Bogor terlihat etalase yang berisi produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Etalase yang sengaja dipajang di pekarangan rumah itu bernama Usaha Lawang Panto (ULM). Ya, sang owner usaha Dapur Cihuuyy, Devi Maharani itu sedang membereskan produk yang dijualnya di depan pintu rumahnya. SEJAK pandemi, usaha restonya tutup dan hanya menyediakan produksi ru­mahan. Ia meliburkan ka­ryawannya dan melakukan penjualan secara online. Sempat merenung, Devi ke­mudian mengajak teman-teman pelaku UKM di sekitar rumahnya untuk berjualan. Ide Devi rupanya direspons baik. Tak kurang dari 20 pro­duk terjejer rapi di etalase rumahnya. Produk-produk itu kemudian ia foto dan di­pasarkan di media sosial. Respons pembeli pun cukup baik. ”Dikasih harga reseller, nggak modal apa-apa malah bisa dapat untung Rp1,8 juta hingga Rp2,2 juta per minggu,” kata Devi saat di­temui di kediamannya. Produk yang dijual Devi, seperti keripik, kue basah, makanan beku, kurma dan lainnya. Produk yang dikirim tak tanggung-tanggung, ya­kni 200 bungkus setiap peng­iriman. ”Awalnya kurang antusias, karena yang lebih laku malah jualan teman-teman. Tapi senang, karena ternyata ba­nyak pembeli yang menyukai makanan yang dititip ke saya. Beruntungnya lagi saya jadi banyak dikenal sama ibu-ibu tetangga,” sambungnya. Sejak menerima titipan produk UKM, Devi mengaku lebih sibuk di masa pandemi. Devi juga mendapat banyak kiriman makanan tambahan dari pelaku UKM. ”Sering dikasih jatah, jadi meja ma­kan nggak pernah kosong,” papar wanita berhijab abu-abu itu. Tak hanya itu, Devi juga memasarkan buah-buahan dan ikan dari pedagang yang kerap lewat depan rumahnya. Sistem pengantarannya ia berikan kepada ibu-ibu yang tinggal di sekitar rumahnya dengan biaya ongkos kirim Rp5.000 setiap pengantaran. ”Jadi, semuanya kebagian, teman-teman UKM terjual dagangannya, ibu-ibu yang nganter dapat penghasilan. Yang mengorder juga dapat pesanannya tanpa ongkir mahal,” katanya. Devi mengaku sangat ber­syukur. Dengan niat awal membantu teman-teman UKM, ia malah mendapat keuntungan lebih. Karena ia memasarkan produk Dapur Cihuuyy kepada reseller lain­nya bahkan omzet yang dida­patnya meningkat tiga kali lipat. ”Alhamdulillah dapat lima reseller selama pan­demi ini. Saya jadi banyak dikenal tetangga, banyak yang doain,” ungkapnya. Keuntungan yang didapat Devi disumbangkan juga ke orang lain, seperti orang la­njut usia hingga pembantu dan sopir rumahan. “Nggak mungkin kan ngandelin sumbangan orang sebulan sekali. Sekarang orang yang terkena dampak makan setiap hari,” bebernya. Dengan tagline ‘Jajan Sam­bil Berdonasi’, Devi sukses mengajak teman-temannya turut serta membantu ma­syarakat terdampak pan­demi. ”Mulai dengan niat membantu, malah jadi saya yang terbantu,” ujarnya. Ia pun membeberkan ra­hasia naiknya omzet pen­jualan Dapur Cihuuyy, dengan cara yang disebutnya ”Ilmu Langit” itu. ”Kerasa sekali saya dapat untungnya dengan membantu orang lain, pa­dahal awalnya karena iseng, bosan,” terangnya. Terakhir, Devi berpesan bagi teman-teman UKM yang sedang berjuang di tengah pandemi ini untuk tidak ber­putus asa. ”Jangan nunggu nanti. Kalau memang bisa dan ada kesempatan kenapa nggak, bagaimana kita me­manfaatkan kemampuan diri sendiri,” pungkasnya. (mg1/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X