Setelah diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi, aktivitas warga Kota Bogor berangsur normal. Seperti di sudut Kota Bogor terlihat etalase yang berisi produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Etalase yang sengaja dipajang di pekarangan rumah itu bernama Usaha Lawang Panto (ULM). Ya, sang owner usaha Dapur Cihuuyy, Devi Maharani itu sedang membereskan produk yang dijualnya di depan pintu rumahnya. SEJAK pandemi, usaha restonya tutup dan hanya menyediakan produksi rumahan. Ia meliburkan karyawannya dan melakukan penjualan secara online. Sempat merenung, Devi kemudian mengajak teman-teman pelaku UKM di sekitar rumahnya untuk berjualan. Ide Devi rupanya direspons baik. Tak kurang dari 20 produk terjejer rapi di etalase rumahnya. Produk-produk itu kemudian ia foto dan dipasarkan di media sosial. Respons pembeli pun cukup baik. ”Dikasih harga reseller, nggak modal apa-apa malah bisa dapat untung Rp1,8 juta hingga Rp2,2 juta per minggu,” kata Devi saat ditemui di kediamannya. Produk yang dijual Devi, seperti keripik, kue basah, makanan beku, kurma dan lainnya. Produk yang dikirim tak tanggung-tanggung, yakni 200 bungkus setiap pengiriman. ”Awalnya kurang antusias, karena yang lebih laku malah jualan teman-teman. Tapi senang, karena ternyata banyak pembeli yang menyukai makanan yang dititip ke saya. Beruntungnya lagi saya jadi banyak dikenal sama ibu-ibu tetangga,” sambungnya. Sejak menerima titipan produk UKM, Devi mengaku lebih sibuk di masa pandemi. Devi juga mendapat banyak kiriman makanan tambahan dari pelaku UKM. ”Sering dikasih jatah, jadi meja makan nggak pernah kosong,” papar wanita berhijab abu-abu itu. Tak hanya itu, Devi juga memasarkan buah-buahan dan ikan dari pedagang yang kerap lewat depan rumahnya. Sistem pengantarannya ia berikan kepada ibu-ibu yang tinggal di sekitar rumahnya dengan biaya ongkos kirim Rp5.000 setiap pengantaran. ”Jadi, semuanya kebagian, teman-teman UKM terjual dagangannya, ibu-ibu yang nganter dapat penghasilan. Yang mengorder juga dapat pesanannya tanpa ongkir mahal,” katanya. Devi mengaku sangat bersyukur. Dengan niat awal membantu teman-teman UKM, ia malah mendapat keuntungan lebih. Karena ia memasarkan produk Dapur Cihuuyy kepada reseller lainnya bahkan omzet yang didapatnya meningkat tiga kali lipat. ”Alhamdulillah dapat lima reseller selama pandemi ini. Saya jadi banyak dikenal tetangga, banyak yang doain,” ungkapnya. Keuntungan yang didapat Devi disumbangkan juga ke orang lain, seperti orang lanjut usia hingga pembantu dan sopir rumahan. “Nggak mungkin kan ngandelin sumbangan orang sebulan sekali. Sekarang orang yang terkena dampak makan setiap hari,” bebernya. Dengan tagline ‘Jajan Sambil Berdonasi’, Devi sukses mengajak teman-temannya turut serta membantu masyarakat terdampak pandemi. ”Mulai dengan niat membantu, malah jadi saya yang terbantu,” ujarnya. Ia pun membeberkan rahasia naiknya omzet penjualan Dapur Cihuuyy, dengan cara yang disebutnya ”Ilmu Langit” itu. ”Kerasa sekali saya dapat untungnya dengan membantu orang lain, padahal awalnya karena iseng, bosan,” terangnya. Terakhir, Devi berpesan bagi teman-teman UKM yang sedang berjuang di tengah pandemi ini untuk tidak berputus asa. ”Jangan nunggu nanti. Kalau memang bisa dan ada kesempatan kenapa nggak, bagaimana kita memanfaatkan kemampuan diri sendiri,” pungkasnya. (mg1/mam/py)