METROPOLITAN – Sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga masa transisi, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Bank Pasar Kota Bogor masih melayani para nasabah, dengan memberlakukan penyesuaian sistem kinerja bagi karyawan. Begitu pula dengan strategi kebijakan moneter dan likuiditas dilakukan Bank Kota Bogor sebagai siasat agar transaksi tetap berjalan normal. Kepala Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Bank Kota Bogor, Bambang Sulistyo, mengatakan, pascastrategi kebijakan moneter, likuiditas, cash flow dan Non Performing Loan (NPL) Bank Kota Bogor dalam kondisi sehat dengan indikasi aset di atas Rp100 miliar sampai Rp250 miliar. ”Banyak yang terkena dampak, tapi likuiditas kami tidak tertanggu. Kami tetap berjalan dalam kondisi bank yang sangat sehat. Bahkan, kami memperoleh penghargaan sebagai BPR peringkat ketiga nasional,” katanya. Bank Kota Bogor juga melakukan strategi berupa relaksasi kredit untuk menunjang pelayanan kredit nasabahnya yang terkena dampak pandemi. Di antaranya seperti nasabah Usaha Kecil dan Menengah (UKM), nasabah kredit produktif, kredit modal kerja dan kredit pegawai. Relaksasi kredit berupa keringanan angsuran, keringanan pembayaran bunga dan perpanjangan waktu kredit. Sejauh ini tak kurang dari 70 nasabah yang mengajukan relaksasi, namun Bank Kota Bogor melakukan survei ulang sesuai persyaratan dan memenuhi prosedur yang berlaku. Prosedur yang menjadi persyaratan itu sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bambang juga mengimbau masyarakat Kota Bogor tidak khawatir dengan pelayanan di Bank Kota Bogor. Selain jam pelayanan yang berkurang, pihaknya tetap memperhatikan protokol kesehatan. Bank Kota Bogor juga mengatur skema pembayaran tunjangan kinerja ASN di lingkungan Pemerintah Kota Bogor dengan melakukan pembayaran di kantor kas dan menggunakan mobil kas keliling. “Penumpukan masa itu terjadi, karena 80 persen nasabah Bank Kota Bogor adalah ASN. Sisanya 20 persennya pemodal kerja dan pengusaha UKM,” kata Bambang. Selain itu, penyesuaian dilakukan berupa memperhatikan protokol kesehatan yang ketat bagi petugas yang melakukan teknik penjemputan bola kepada nasabah. Nasabah juga dimanjakan dengan sistem telepon dan online, sehingga setiap nasabah tidak perlu datang ke kantor untuk transaksi. (mg1/mam/py)